Jabatan Terus Bertambah, Luhut Kembali Dikritik

Reporter

Riri Rahayu

Editor

Agung Sedayu

Selasa, 18 Juli 2023 10:16 WIB

Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) dan Presiden Republik Demokratik Kongo Felix Tshisekedi (kanan) dalam pertemuan di Kinshasa, Kongo. (ANTARA/HO-Kemenko Kemaritiman dan Investasi)

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom sekaligus pengamat kebijakan publik dari UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, mengkritisi banyaknya jabatan yang dimiliki Luhut Binsar Pandjaitan di pemerintahan Presiden Joko Widodo. "Sebaiknya Presiden Jokowi tidak lagi menggunakan pendekatan 'Luhut Sentris' dalam persoalan strategis karena Luhut sudah terlalu banyak jabatan yang belum tentu dapat terselesaikan," kata Achmad kepada Tempo pada Senin malam, 17 Juli 2023.

Jokowi kembali menambah jabatan Luhut. Kali ini, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi itu mendapat jabatan tambahan sebagai Satgas Hilirisasi Indonesia-Papua Nugini.

Selama periode kepemimpinan Jokowi, Luhut memang dikenal sebagai pejabat dengan segudang jabatan. Sebelum menangani Satgas Hilirisasi Indonesia-Papua Nugini, setidaknya ada 15 jabatan yang pernah diamanatkan Presiden Jokowi kepada Luhut.

Mulai dari Kepala Staf Kepresidenan; Menteri Bidang Politik, Hukum Keamanan; Ketua Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produk dalam Negeri; Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi; Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ad Interim; Menteri Perhubungan Ad Interim; Menteri Kelautan dan Perikanan Ad Interim.

Kemudian, sebagai Koordinator PPKM Jawa-Bali; Ketua Dewan Pengarah Tim Penyelamatan Danau Prioritas Nasional; Ketua Tim Gerakan Nasional BBI; Ketua Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung; Ketua Dewan SDA Nasional; Ketua Pengarah Satgas Sawit; serta Ketua Satgasus Percepatan Realisasi Investasi di IKN.

Advertising
Advertising

Menurut Achmad semestinya Presiden Jokowi mengevaluasi banyaknya jabatan yang diemban oleh Luhut Binsar Pandjaitan. Hal itu perlu dilakukan supaya Luhut lebih fokus dan efektif kinerjanya.

Sedangkan terkait Satgas Hilirisasi Indonesia-Papua Nugini, pemerintah Indonesia mesti mengedepankan transparansi dan akuntabilitas guna memastikan kolaborasi berjalan efisien dan adil.

Selain itu, akademisi dan para pakar mesti dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan terkait kolaborasi dengan Papua Nugini untuk memastikan bahwa kepentingan nasional dan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga.

Achmad menyebut kerja sama di bidang hilirisasi antara Indonesia dan Papua Nugini bisa menguntungkan. Dia mengatakan Indonesia bisa mengakses sumber daya alam di sana untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

"Meskipun Papua Nugini adalah negara miskin, namun memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah," kata Achmad.

Selain itu, Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan ekspor produk dalam negeri ke Papua Nugini. Terakhir, kata dia, ada potensi pengembangan sektor pariwisata dan industri lainnya yang dapat menarik investasi dari Papua Nugini.

Achmad menilai hubungan kerja sama ini menjanjikan lantaran bisa meningkatkan perdagangan bilateral kedua negara. Selain itu, kerja sama bisa dilakukan sekaligus untuk mengembangkan infrastruktur dan meningkatkan konektivitas dan mobilitas antarwilayah.

Selanjutnya, ada peningkatan pertukaran pengetahuan dan teknologi untuk pengembangan sumber daya alam dan sektor lainnya. Kerja sama ini juga meningkatkan kerja sama dalam mengatasi masalah bersama, seperti keamanan maritim dan perubahan iklim.

"Potensi-potensi tersebut sangat strategis. Namun penempatan Luhut menjadikan kesan kolaborasi kedua negara tidak didesain optimal karena Luhut sudah terlalu banyak jabatannya," ujar Achmad.

RIRI RAHAYU | AMELIA RAHIMA SARI

Pilihan Editor: Dilantik jadi Menkominfo, Budi Arie Bicara Peluang Pembentukan Lembaga Pengawas Media Sosial

Berita terkait

Prabowo Sebut Modal Utama Membangun IKN dari Dalam Negeri, Beda Strategi dengan Jokowi?

7 menit lalu

Prabowo Sebut Modal Utama Membangun IKN dari Dalam Negeri, Beda Strategi dengan Jokowi?

Presiden terpilih Prabowo menilai modal utama untuk memindahkan dan membangun IKN harus dari sumber daya yang ada di dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Luhut Takjub Melihat Kapal OceanX: Berharap Indonesia juga Punya

8 menit lalu

Luhut Takjub Melihat Kapal OceanX: Berharap Indonesia juga Punya

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan takjub melihat kapal OceanX.

Baca Selengkapnya

Ini Beda Pelayanan BPJS Kesehatan Versi 3 Kelas dan KRIS

37 menit lalu

Ini Beda Pelayanan BPJS Kesehatan Versi 3 Kelas dan KRIS

Implementasi Kelas Rawat Inap Standar atau KRIS berorientasi pada peningkatan kualitas layanan kelas III pasien BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

1 jam lalu

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

Jusuf Kalla dikenal sebagai pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group, sebelum menjadi politisi, dua kali sebagai wapres.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Besaran Iuran BPJS Kesehatan setelah Diganti KRIS, Profil Grace Natalie hingga Lowongan Kerja di Kominfo

3 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Besaran Iuran BPJS Kesehatan setelah Diganti KRIS, Profil Grace Natalie hingga Lowongan Kerja di Kominfo

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Rabu, 15 Mei 2024 antara lain tentang besaran iuran BPJS Kesehatan setelah diganti sistem KRIS.

Baca Selengkapnya

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

10 jam lalu

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

Yustinus Prastowo mengatakan Kementerian sudah menyiapkan beberapa rencana untuk menangani masalah di Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

82 Tahun Jusuf Kalla, Melihat Kembali Jejak Politik JK Wakil Presiden di 2 Pemerintahan

12 jam lalu

82 Tahun Jusuf Kalla, Melihat Kembali Jejak Politik JK Wakil Presiden di 2 Pemerintahan

Rabu, 15 Mei 2024, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia Jusuf Kalla genap berusia 82 tahun. Ini perjalanan politik JK.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Belum Bahas Kelanjutan Program Bansos Beras 10 Kg, Airlangga: Harga Beras Mulai Turun

12 jam lalu

Pemerintah Belum Bahas Kelanjutan Program Bansos Beras 10 Kg, Airlangga: Harga Beras Mulai Turun

Jokowi memberi sinyal bahwa bansos beras akan dilanjutkan hingga akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

13 jam lalu

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

Sri Mulyani menyampaikan informasi ihwal perkembangan perekonomian global terkini kepada Jokowi di Istana.

Baca Selengkapnya

4 Permintaan Muhammadiyah ke Jokowi soal Pembentukan Pansel KPK

15 jam lalu

4 Permintaan Muhammadiyah ke Jokowi soal Pembentukan Pansel KPK

PP Muhammadiyah mengirimkan surat kepada Presiden Jokowi mengenai pembentukan Pansel KPK.

Baca Selengkapnya