RI Terancam Bangkrut Karena Utang Rp 7.787,51 Triliun? Jubir Sri Mulyani: Itu Berkonotasi Politis

Minggu, 16 Juli 2023 14:56 WIB

Yustinus Prastowo, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk "Menemukan Jalan Subsidi BBM Tepat Sasaran" di Gedung Tempo, Jakarta pada Selasa, 30 Agustus 2022. (Foto: Norman Senjaya)

TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Yustinus Prastowo, buka suara soal utang negara yang disebut-sebut bisa membuat negara terancam bangkrut.

Prastowo membalas cuitan Anggota Komisi Hukum DPR Benny K. Harman yang mempertanyakan soal utang luar negeri mencapai Rp 7.800 triliun dan menyebut bisa membuat negara terancam bangkrut.

Prastowo menjelaskan hingga Mei 2023, utang negara mencapai Rp 7.787,51 triliun. Pada April 2023, total utang luar negeri pemerintah Rp 2.168 triliun dari total utang luar negeri (termasuk swasta) sebesar Rp 6.047 triliun.

“Target defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan pembiayaan dibahas bersama DPR melalui Undang-Undang APBN,” cuit Prastowo di akun Twitter pribadinya pada Ahad, 16 Juli 2023. Tempo diizinkan mengutip cuitan itu.

Prastowo menjelaskan, dengan tata kelola utang yang semakin hati-hati dan baik, rasanya diksi “bangkrut” itu lebih berkonotasi politis. Rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sempat naik saat Covid-19 tapi terus konsisten menurun.

Advertising
Advertising

Selanjutnya: Pendapatan negara dari pajak dan....

<!--more-->

Pendapatan negara dari pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga konsisten positif dan terus membaik. Jika ditanya soal manfaatnya, Prastowo berujar, sangat banyak. Dia mengatakan tidak sulit bagi banyak pihak, termasuk kelompok oposisi, untuk melihat hasil pembangunan.

“Dalam sebuah kontinum, saya melihat aspek kesinambungan ini baik adanya. Kita mewariskan hal baik,” tutur Prastowo.

Dalam cuitannya, Anggota Komisi Hukum DPR Benny K. Harman mempertanyakan soal utang luar negeri yang mencapai Rp 7.800 triliun. “Untuk apa saja utang itu? Dari mana dana untuk membayar utang ini. Jelas menjadi beban pemerintahan baru dan barang tentu menjadi beban rakyat. Negara terancam bangkrut,” cuit Benny.

Benny juga mengunggah tangkapan layar berita di salah satu stasiun televisi. Berita itu membandingkan kondisi utang negara di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode 2000-2014 dan Joko Widodo alias Jokowi periode 2019-2023. “Utang luar negeri kian ngeri,” tertulis di judul tayangan berita itu.

Pilihan Editor: PT PP dan Adhi Karya Garap Proyek Commuter Railway di Filipina, Bangun Viaduk Kereta Api dan Stasiun Layang

Berita terkait

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

1 jam lalu

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

Yustinus Prastowo mengatakan Kementerian sudah menyiapkan beberapa rencana untuk menangani masalah di Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

4 jam lalu

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

Sri Mulyani menyampaikan informasi ihwal perkembangan perekonomian global terkini kepada Jokowi di Istana.

Baca Selengkapnya

Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah yang Disorot Masyarakat

6 jam lalu

Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah yang Disorot Masyarakat

Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan kepada Presiden Jokowi terkait sorotan publik terhadap Direktorat Jenderal Bea dan Cukai belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Perkara Bea Cukai ke Jokowi di Istana, Janji Lakukan Perbaikan

7 jam lalu

Sri Mulyani Lapor Perkara Bea Cukai ke Jokowi di Istana, Janji Lakukan Perbaikan

Sri Mulyani juga menyampaikan tantangan Bea Cukai di era pesatnya perkembangan teknologi.

Baca Selengkapnya

Proyek MRT Jakarta Jalur Tomang-Medan Satria Dapat Kucuran Pinjaman Jepang Rp 14,5 Trilun

14 jam lalu

Proyek MRT Jakarta Jalur Tomang-Medan Satria Dapat Kucuran Pinjaman Jepang Rp 14,5 Trilun

Jepang berikan pinjaman 140,699 miliar Yen atau sekitar Rp 14,5 triliun untuk pembanguan MRT di Jakarta. Rencana pembangunan mulai Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

16 PSN Baru akan Diteruskan Prabowo, Sektor Apa yang Mendominasi?

1 hari lalu

16 PSN Baru akan Diteruskan Prabowo, Sektor Apa yang Mendominasi?

Pemerintah menetapkan 16 PSN baru pada 2024 yang akan diteruskan pemerintahan Prabowo-Gibran. Sektor apa yang akan mendominasi?

Baca Selengkapnya

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

1 hari lalu

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

Chatib Basri menilai konflik yang terus-menerus di Timur Tengah berpotensi membuat defisit APBN hingga Rp 300 triliun.

Baca Selengkapnya

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

1 hari lalu

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

Bea Cukai terus menuai kecaman publik karena dianggap berkinerja buruk. Sri Mulyani belum berhasil menangani. Kini Jokowi turun tangan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu SBY, Jusuf Kalla dan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Ini yang Dibahas

1 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu SBY, Jusuf Kalla dan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Ini yang Dibahas

Sri Mulyani mengungkapkan pertemuannya dengan SBY membahas berbagai hal

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Hapus Sistem Kelas BPJS Kesehatan YLKI Pertanyakan Alasannya, Bea Cukai Banyak Disorot Sri Mulyani Rapat Internal

1 hari lalu

Terkini: Jokowi Hapus Sistem Kelas BPJS Kesehatan YLKI Pertanyakan Alasannya, Bea Cukai Banyak Disorot Sri Mulyani Rapat Internal

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI mempertanyakan alasan pemerintah menerapkan sistem Kelas Rawat Inap Standar dalam layanan BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya