Ide Pemberian Subsidi Listrik untuk Petani, Moeldoko: Saya Bakal Sarankan ke Presiden
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Kamis, 13 Juli 2023 00:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyoroti soal minimnya akses listrik untuk sektor pertanian. Dia mengatakan tidak semua area pertanian mendapatkan aliran listrik. Pasalnya, menurut dia, aliran listrik selama ini diutamakan untuk kebutuhan rumah tangga.
"Skema subsidi untuk petani ini belum ada. Ini pemikiran yang bagus, saya bakal sarankan kepada presiden," kata dia saat ditemui di The Westin Jakarta, pada Rabu, 12 Juli 2023.
Dia menjelaskan selama ini pemerintah hanya memberikan subsidi listrik untuk pengguna golongan 450 volt. Alhasil, subsidi untuk pertanian belum ada. Padahal, menurutnya, sektor ini sangat membutuhkan akses listrik untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan pendapatan petani.
Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indoensia (HKTI) itu menjelaskan, penggunaan alat dan mesin pertanian berbasis listrik dapat menjadi alternatif untuk menurunkan biaya produksi. Terlebih di tengah tingginya harga bahan bakar minyak (BBM) saat ini.
Dia mengatakan listrik dibutuhkan petani mulai dari pratanam hingga pasca-panen. Pada masa pratanam, ujarnya petani pun membutuhkan elektrifikasi untuk menyiapkan benih.
Efesiesi biaya irigasi dengan elektrifikasi pertanian bisa mencapai 77,14 persen
<!--more-->
Kemudian listrik juga dibutuhkan dalam persiapan lahan, misalnya penggunaan traktor untuk mengolah tanah. Setelah panen, petani juga memerlukan mesin pengering atau dryer dan cool storage untuk penyimpanan hasil panen holtikultura.
"Karena kalau mau efisien ya pakai mekanisasi, mekanisasi ke depan harus menuju kepada elektrifikasi," kata dia.
Ia menyebut efesiesi biaya irigasi dengan adanya elektrifikasi untuk pertanian bisa mencapai 77,14 persen. Moeldoko menjelaskan kebutuhan bensin untuk mengoperasikan mesin irigasi perpompaan mencapai 6 liter bensin dengan biaya sekitar Rp 60.000 hingga Rp 70.000 per hari.
Sedangkan jika memakai mesin irigasi perpompaan berbasis listrik, biaya yang dibutuhkan hanya sekitar Rp 17.000 per hari. Adapun per Maret 2023, jumlah pelanggan electrifying agricuklture mencapai 212.014. Sedangkan kapasitas listrik terpasang mencapai 3.411 Megawati per jam.
Pilihan editor: Bantah Proyek Food Estate Gagal, Moeldoko: Butuh 6 sampai 7 Kali Musim Panen untuk Membuktikan Hasilnya