Serba-serbi PHK Grab Singapura yang Rumahkan 1.000 Karyawan, Terbesar Sejak Pandemi
Reporter
Tempo.co
Editor
Naufal Ridhwan
Kamis, 22 Juni 2023 18:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Grab Singapura melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK kepada lebih dari 1.000 orang Grabber—julukan untuk karyawan Grab di Singapura. Keputusan itu dilakukan pada Selasa, 20 Juni 2023. Angka ini setara dengan 11 persen dari jumlah karyawan.
Padahal, pada September tahun lalu, Grab mengatakan pihaknya tidak ada rencana untuk melakukan PHK massal meskipun pasar lemah. Lalu, tiga bulan kemudian, Tan memberi tahu staf bahwa perusahaan membekukan sebagian besar perekrutan, gaji untuk manajer senior, dan memotong anggaran perjalanan dan pengeluaran.
Sebelum Group CEO and Co-Founder Grab Anthony Tan mengumumkan PHK kepada staf-nya, saham milik perusahaan itu naik 4,7 persen. Lalu berlanjut naik 5,6 persen setelah pengumuman PHK. Namun, pada Mei lalu, Grab melaporkan kerugian kuartalan sebesar US$ 250 juta, tapi mengatakan pendapatan pada kuartal pertama tahun ini naik 130,3 persen menjadi US$ 525 juta dari tahun lalu. <!--more-->
Tulis pesan berisi alasan PHK
Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada karyawannya, Tan mengatakan hal itu dilakukan berkaitan dengan pengelolaan biaya perusahaan dan memastikan layanan tetap terjangkau dalam jangka panjang. Berikut isi suratnya
“Teman-teman Grabbers, hari ini saya harus menyampaikan berita yang sulit. Kita akan berpisah dengan lebih dari 1.000 Grabbers. Pemberitahuan ini kami sampaikan selepas jam kerja agar Anda memiliki ruang dan waktu pribadi untuk mencerna kabar ini,” tulis Tan dalam salinan surat yang diterima Tempo pada Rabu, 21 Juni 2023.
Tan mengatakan bahwa dirinya paham bahwa itu adalah keputusan yang sulit diterima. “Untuk ini, saya mengambil tanggung jawab sepenuhnya, dan karenanya ijinkan saya untuk menjelaskan mengapa dan bagaimana kita sampai pada titik ini,” kata Tan.<!--more-->
Tuntutan masa depan
Dalam penjelasannya, Tan mencatat soal tuntutan masa depan. Pertama, dia menegaskan bahwa perusahaan bukan melakukan ini sebagai jalan pintas menuju profitabilitas. Selama dua tahun terakhir ini, kata dia, perusahaan konsisten mengelola biaya di semua area operasional dan dalam meningkatkan efisiensi platform.
Sebagai hasilnya, pendapatan perusahaan meningkat setiap kuartal sejak kuartal pertama 2022. “Dengan atau tanpa perampingan ini, kita sudah berada di jalur tepat untuk mencapai titik impas (breakeven) Group Adjusted EBITDA tahun ini,” ucap Tan.
Namun, meskipun penting, batu loncatan profitabilitas perusahaan hanya merupakan satu langkah dalam perjalanan yang lebih panjang. Fokus perusahaan adalah jalan yang ada di depan. Menurut Tan, semuanya harus bisa beradaptasi di manapun berada.
Perubahan, dia berujar, tak pernah terjadi secepat sekarang. Teknologi seperti Generative AI terus berevolusi dengan luar biasa cepat. Ditambah lagi biaya modal mengalami peningkatan, yang berdampak langsung pada lanskap persaingan.
“Berkat kontribusi semua, saat ini kita telah tumbuh besar dan berada di posisi terbaik untuk meraih peluang-peluang pertumbuhan baru yang substansial,” tutur Tan.
Untuk dapat mengoptimalkan peluang-peluang itu secara efektif, Tan melanjutkan, perusahaan harus memadukan skala yang dimiliki dengan eksekusi yang gesit. Serta penyediaan layanan dengan biaya yang seefisien mungkin, sehingga dapat secara berkelanjutan menyediakan layanan yang semakin terjangkau, memperluas penetrasi pasar dan melayani mitra pengemudi dan merchant dengan lebih baik.
“Karena inilah selama setahun terakhir ini kita mempertajam fokus.”<!--more-->
Perubahan dibutuhkan agar tetap kompetitif
Tan yakin bahwa perubahan mendasar di model operasional dan struktur pembiayaan dibutuhkan untuk dapat tetap kompetitif dalam jangka waktu yang lebih panjang. Tujuan utama langkah ini adalah untuk secara strategis melakukan reorganisasi, agar dapat bergerak lebih cepat, dan bekerja lebih cerdas.
Serta melakukan pemerataan ulang semua sumber daya di portfolio, sejalan dengan strategi jangka panjang perusahaan. “Restrukturisasi akhirnya muncul sebagai langkah yang berat namun mutlak, untuk menempatkan Grab di jalur yang tepat menuju masa depan dengan jangka yang lebih panjang,” kata Tan.
Menurut Tan, perubahan merupakan hal yang sangat sulit dilakukan, dan keputusan berat ini diambil oleh jajaran kepemimpinan dengan penuh pertimbangan dan kehati-hatian. Fokus utama perusahaan saat ini adalah untuk membantu karyawan yang terdampak selama masa transisi ini.
“Dan seperti yang telah disampaikan, kita berkomitmen untuk memberikan dukungan dan bantuan untuk melalui masa ini,” ujar dia. “Mengetahui bahwa ini adalah langkah yang harus diambil tidak menghapus kesedihan yang saya rasakan.”
Bagi Grabbers yang akan berpisah, Tan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas waktu dan kontribusi yang telah diberikan, dan untuk semua dampak positif yang telah diukir bagi misi bersama.
“Selamanya saya akan menghargai seluruh kontribusi yang Anda berikan, dan mengenang kebersamaan kita sebagai rekan satu tim,” tutur Tan. Dalam surat tersebut, Tan juga menyampaikan bahwa pihaknya akan memberikan dukungan untuk para Grabbers terdampak.<!--more-->
Janji beri kompensasi
Anthony Tan menjanjikan beberapa kompensasi kepada 1.000 lebih karyawannya yang terkena PH). Hal tersebut disampaikan Tan melalui surat elektronik yang dikirimkannya pada Grabber—julukan karyawan Grab Singapura—yang terdampak.
“Kami berusaha sebaik mungkin untuk mengurangi beratnya beban rekan-rekan Grabbers yang akan berpisah dengan menyediakan dukungan finansial, profesional dan juga medis,” tulis Tan.
Dukungan tersebut yakni pembayaran tunjangan PHK berdasarkan hitungan jumlah yang lebih besar di antara setengah bulan gaji untuk setiap 6 bulan masa kerja yang telah diselesaikan. Atau berdasarkan pedoman perundangan lokal.
Kemudian, pembayaran goodwill berupa bonus /insentif dan/atau ekuitas (saham) yang seharusnya didapat akan tetap diberikan. Kemudian, pencairan cuti tahunan yang belum digunakan serta GrabFlex yang belum terpakai.
Selanjutnya, ada perpanjangan asuransi kesehatan dengan cakupan penuh berlaku sampai akhir tahun. “Sesuai dengan ketentuan dan syarat perusahaan asuransi setempat,” kata Tan.
Selain itu, pencairan cuti hamil/ melahirkan terhitung sejak tanggal terakhir bekerja bagi karyawan wanita yang sedang hamil atau pria dengan istri yang sedang hamil. Ada juga, bonus bagi Grabbers yang perannya dibutuhkan selama masa transisi.
Lalu, dukungan keberlanjutan individu dan transisi karir berupa 1 tahun LinkedIn Premium untuk berjejaring, peluang karir dan talent directory. Termasuk juga 1 tahun akses LinkedIn Learning untuk pengembangan individu, serta dukungan berupa sesi pembinaan transisi karir dengan profesional berpengalaman.
“Dukungan psikologis berupa perpanjangan akses Grabber Assistance Programme hingga akhir tahun ini; dukungan repatriasi (bagi Grabbers yang memiliki izin kerja di negara lain); serta opsi untuk memiliki laptop yang sebelumnya digunakan oleh Grabbers terkait,” tutur Tan.
MOH KHORY ALFARIZI
Pilihan Editor: Ramai Penolakan Ekspor Pasir Laut dari Nelayan, Berikut Ragam Alasannya