Belajar dari Kebakaran Kilang Minyak Balongan dan Cilacap, Ini yang Dilakukan Pertamina
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 5 April 2023 06:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mengaku tak tinggal diam setelah terjadinya kebakaran Kilang Minyak Balongan, Indramayu dan Kilang Minyak Cilacap pada 2021. Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional, Taufik Aditiyawarman menjelaskan pihaknya langsung mengaudit international safety rating system.
Hal itu dilakukan oleh lembaga bernama DNV yang saat itu memberikan beberapa rekomendasi yang sudah ditindaklanjuti Pertamina. “Tentunya laporan tersebut (hasil audit) selesai di Desember 2021, rekomendasi tindak lanjut untuk short term-nya telah selesai di September 2022,” ujar Taufik saat rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI pada Selasa, 4 April 2023.
Beberapa fokus saat itu kebakaran kilang terjadi, kata Taufik, karena petir. Oleh karena itu perlu adanya penambahan lightning protection system atau instalasi penangkal petir di semua kilang. Mulai dari yang di Dumai sebanyak 27 titik, kemudian Sei Pakning di 3 titik, Plaju sebanyak 27 titik, Cilacap sebanyak 47 titik, Balikpapan sebanyak 23 titik, Balongan sebanyak 28 titik, dan Kasim di 10 titik.
Dia juga menggambarkan bagaimana sistem penangkal petir itu merekam kejadian 17 petir di kilang minyak Cilacap. Taufik juga memperlihatkan gambar petir yang terekam CCTV, sementara sistem counter-nya yang merekam berapa banyak petir yang muncul.
“Sudah mencatat sebesar 17 kali sambaran petir di Kilang Cilacap pada 5 Desember 2022 record-nya. Itu mungkin status upgrading yang sudah kami lakukan,” tutur Taufik.
Selain itu, mengenai kemungkinan adanya risiko overflow (bahan bakar yang mengalir keluar atau luber), Pertamina juga langsung melakukan pemasangan peralatan untuk pencegahan. Alat tersebut seperti independent high level alarm, kemudian automatic tank gaugging, motor operating valves.
Selanjutnya: Adapun automatic tank gaugging...
<!--more-->
Adapun automatic tank gaugging, kata Taufik, sudah selesai hampir di semua kilang minyak, kecuali di Kilang Minyak Kasim yang masih inprogress. Kemudian independent high level alarm juga sudah selesai di semua kilang, kecuali di Kilang Minyak Kasim.
Selain itu, dilakukan pemasangan motor operated valves untuk mencegah overflow di tangki-tangki. Hal ini telah selesai semua, kecuali di Kasim baru 85 persen yang ditargetkan rampung pada kuartal kedua 2023. Sebagai tambahan, pemasangan CCTV di tanki-tanki juga sudah selesai dilakukan.
“Kemudian fire guest detection system ada yang sudah selesai di Dumai, Sei Pakning, Cilacap, Balongan dan Kasim, sementara di Plaju dan Balikpapan masih on progress,” ucap Taufik. Pemasangan atau penyempurnaan fire protection system terhadap existing defenship type menjadi offensiver fire protection system masih berlangsung di Kilang Cilacap.
Untuk merespons hasil audit tersebut, hingga 2022 termasuk rencana 2023, Pertamina mengalokasikan anggaran hampir US$ 1 miliar atau US$ 980 juta. Sejumlah langkah itu diambil agar mengoptimalkan sistem keamanan di lingkungan kilang minyak.
“Kemudian pelaksaan training setifikasi berbasis kompetensi untuk peningkatan kompetensi pekerja kilang 3.500 pekerja hingga 2023. Dan juga rejuvenasi peralatan, termasuk darboard untuk pengukuran asset integrity management,” kata Taufik lebih jauh ketika menjelaskan mitigasi kebakaran kilang minyak oleh Pertamina.
Pilihan Editor: Cegah Kebakaran Kilang Minyak, Bos Pertamina: Sudah Spending USD 600 Juta Bangun Penangkal Petir
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.