Faisal Basri Sebut Peluang Resesi Indonesia Kecil, tapi Pemulihan Ekonominya Belakangan
Reporter
Amelia Rahima Sari
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Rabu, 1 Februari 2023 10:32 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Faisal Basri menyebut kecil kemungkinan Indonesia mengalami resesi. Namun, pemulihan ekonomi Indonesia lebih lambat daripada negara lain ketika ekonomi dunia kembali normal.
Faisal, sapaannya, mengatakan ekonomi Indonesia berbeda dengan dunia. Kasarnya jika dunia resesi, kata dia, Indonesia memiliki peluang kecil untuk resesi.
Baca: Soal Realisasi Investasi, Faisal Basri: Jangan Terlalu Percaya Omongan Bahlil
"Karena apa? Ekonomi Indonesia itu tidak terlalu bergaul dari dunia. Jadi, kurang gaul ekonomi kita yang menyebabkan efek negatif di dunia ini mampu kita contain, tapi kalau dunia recover kita recovery-nya belakangan," kata Faisal dalam diskusi virtual ‘Membaca Arah Ekonomi Indonesia Tahun 2023’, Selasa malam, 31 Januari 2023.
Dia mengatakan, probabilitas resesi di Indonesia hanya 3 persen. Angka ini tentu kecil jika dibandingkan probabilitas resesi Sri Lanka yang mencapai 85 persen dan Selandia Baru yang mencapai 33 persen.
"Kita bicara probabilitas karena kepastian itu hanya Tuhan yang tahu," tuturnya.
Lebih lanjut, dia mengungkap pertumbuhan ekonomi Indonesia turun terus. Menurutnya, belum terlihat ada terobosan terkait hal ini.
Selanjutnya: pertumbuhan ekonomi Indonesia turun terus ...
<!--more-->
"Oleh karena itu, penurunan ini akan terus berlangsung di era Pak Jokowi 2. Di era Pak Jokowi 1 cuma 5 persen, di era Pak Jokowi 2 niscaya hampir bisa dipastikan kurang dari 5 persen, bahkan cuma 3,5 persen," jelas Faisal.
Dia menilai, pertumbuhan ekonomi pada periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi berada di bawah pemerintahannya periode pertama. Ini menyebabkan kesejahteraan masyarakat Indonesia jalan di tempat.
Faisal lalu menyinggung Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Pranowo yang sebelumnya memaparkan Indonesia akan menjadi negara maju pada 2036. Menurutnya, ini hampir mustahil.
Meski begitu, Faisal melihat pertumbuhan ekonomi pada 2022 di semua sektor tumbuh positif, kecuali health dan social activities. Dia menilai, ini karena anggaran belanja untuk Covid-19 sudah menurun, sehingga keuntungan rumah sakit ikut menurun.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini