TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Universitas Indonesia, Faisal Basri, mengatakan agar publik tak terlalu percaya dengan klaim yang disampaikan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Ia menyebut pernyataan Bahlil soal target dan realisasi investasi sering keliru.
“Investasi itu bukan Rp 1.200 triliun. Jadi, yang sering ngawur saya lihat salah satu menteri adalah menteri investasi. Dia bilang Rp 1.200 triliun, mencapai target investasi di Indonesia,” kata Faisal dalam Diskusi Online yang digelar khusus untuk Member TEMPO VIP bertajuk "Membaca Arah Ekonomi Indonesia Tahun 2023? yang digelar virtual, Selasa malam, 31 Januari 2023.
Faisal menyebutkan, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sering kali mengklaim telah mencapai target realisasi investasi sepanjang 2022 yang melampaui angka Rp 1.200 triliun. Padahal, realisasi penanaman modal di Tanah Air secara keseluruhan mencapai Rp 5.000 triliun.
"Sehingga Rp 1.200 triliun yang diklaim Menteri Investasi hanya seperlima dari total keseluruhan," kata Bahlil.
“Jadi, dia bukan ngurusin investasi secara keseluruhan, (tapi) investasi yang lewat BKPM saja. Padahal, sebagian besar investasi itu tidak lewat BKPM. Jadi, jangan terlalu percaya sama omongan Bahlil,” ungkap Faisal.
Meski begitu, Faisal menilai capaian investasi di Indonesia tidak buruk. Di sektor pariwisata, misalnya, kedatangan turis meningkat di angka 4,6 juta. "Tapi jumlah ini masih jauh dari sebelum pandemi Covid-19 yang berada di angka 6 juta," tuturnya. "Investasi kita ini keren, hanya Cina yang investasinya lebih tinggi daripada Indonesia. Selebihnya, di Asia, kita tertinggi."
Yang jadi masalah, kata Faisal, adalah masih tingginya korupsi di Tanah Air. Hal tersebut terlihat dari skor Indeks Persepsi Korupsi Indonesia yang turun lagi.
Selanjutnya: “Jadi, untuk menghasilkan segala..."