Kementan Klaim Tak Ada Petani Food Estate yang Rugi: Tinggal Ongkang-ongkang, Tahu-tahu Panen Dapat Duit

Sabtu, 28 Januari 2023 11:42 WIB

Kementan bekerja keras untuk mempercepat dan meningkatkan kualitas pengembangan food Estate Humbahas.

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto mengklaim tak ada petani food estate di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara yang merugi. Menurut dia, pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah memberikan banyak bantuan, mulai dari pembukaan lahan, pemberian pupuk dan obat-obatan, serta bantuan tenaga kerja hingga masa panen.

"Enggak ada ruginya. Petani itu kan tinggal ongkang-ongkang saja. Tau-tau dia panen terus dapat duit," ujarnya saat ditemui Tempo di Coffee Hotel Ayola Dolok Sanggul, Sumatera Utara pada Kamis, 26 Januari 2023.

Baca: Cerita Petani Food Estate Humbang Hasundutan: Terpaksa Tanam Bawang Putih, Gagal Panen, Hingga ...

Prihasto juga menampik kegagalan panen di food estate Humbang Hasundutan saat pemerintah meminta petani menanam komoditas bawang putih. Ia mengklaim pada tahap pertama rata-rata petani memanen bawang putih sekitar 2,7 ton . Kalau 2,7 ton itu dijual dengan harga Rp 10.000 per kilogram, tuturnya, maka seharusnya petani bisa mengolah lahannya kembali pada musim tanam berikutnya dengan hasil penjualan itu.

Karena itu, Prihasto menilai tak ada alasan bagi petani untuk gagal dalam proyek ini. Alasan kekurangan modal bagi petani untuk berproduksi juga tak masuk diakal. Sebab, menurut Prihasto, seluruh hasil panen telah diberikan kepada petani dan bebas digunakan untuk apa saja. Bupati Humbang Hasundutan juga telah menghubungkan petani dengan sejumlah perusahaan swasta sebagai offtaker yang menyerap hasil panen.

Advertising
Advertising

Harapan petani agar mendapatkan bantuan modal juga, menurutnya, tak memungkinkan. Prihasto menekankan petani harus bisa mandiri dan megaproyek lumbung pangan ini tak mungkin terus menerus bergantung pada APBN.

Selanjutnya: Adapun soal pemilihan komoditas....

<!--more-->

Adapun soal pemilihan komoditas hortikultura yang ditanam, Prihasto mengaku Kementanlah yang memberikan rekomendasinya, yaitu penanaman bawang putih, kentang, dan bawang merah. Alasan tiga komoditas itu dipilih adalah untuk menjadikan hasil panennya sebagai subtitusi impor. Seperti diketahui, Indonesia masih bergantung pada impor bawang putih dan kentang. "Supaya mengurangi impor jadi tiga komoditas itu yang kita sarankan," ujarnya.

Sedangkan untuk bawang merah, Prihasto mengatakan, Sumatera Utara masih defisit bawang merah sehingga perlu didorong penanamannya di Humbang Hasundutan. Ia berujar rekomendasi itu berdasarkan Survey Identification Design atau SID yang dilakukan Direktorat Hortikultura.

Menurut dia, tanah di Humbang Hasundutan sebetulnya bukan tidak cocok untuk ditanami ketiga komoditas itu, tetapi perlu waktu proses yang panjang agar hasilnya bisa optimal. Masalahnya, ujar Prihasto, Kementan terpaksa melakukan seluruh pengkondisian tanah selama kurang dari enam bulan, yakni dari Agustus hingga Desember 2020.

Dia mengatakan proyek ini dimulai pada pertengahan tahun, sehingga Kementan terdesak untuk menyelesaikannya demi realisasi anggaran 2020 yang tak bisa loncat tahun. Padahal tanah di lahan tersebut perlu proses yang lebih lama, bahkan hingga bertahun-tahun agar bisa betul-betul subur.

Realisasi proyek ini juga semakin sulit karena para petani di Humbang Hasundutan belum pernah menanam komoditas hortikultura. "What do you expact? Susah kan? Ya sudah. Memang budaya itu seperti orang mengembalikan telapak tangan?" kata dia.

Berdasarkan pengamatan Tempo, sejumlah lahan food estate terbengkalai menjadi semak belukar ditinggalkan para petani. Salah satu petani food estate Humbang Hasundutan sejak tahap pertama, Irma Suryani Lumban Gaol, menuturkan sebagian besar lahan lumbung pangan ini ditinggalkan para petani lantaran tak sanggup lagi menanam usai gagal panen.

Selanjutnya: Musababnya, para petani hanya....

<!--more-->

Musababnya, para petani hanya mendapatkan bantuan dari pemerintah melalui Kementerian Pertanian berupa pembukaan lahan, pemberian pupuk, obat-obatan, dan benih pada tahap pertama. Namun, Irma menyayangkan benih komoditas yang diminta ditanam adalah bawang putih. Komoditas itu, menurutnya, tak cocok dengan tanah di sana hingga akhirnya gagal panen.

"Dari hasil program bantuan ini itu enggak ada hasilnya, soalnya bawang putih. Enggak ada sama sekali kami bisa jual. Lahan kami dikasih bibitnya bawang putih, enggak cocok," ujarnya saat ditemui Tempo di kawasan food estate Humbang Hasundutan, Kamis, 26 Januari 2023.

Irma menjelaskan kegagalan panen bawang putih membuat petani tak bisa menanam di lahan untuk produksi di tahap kedua. Dari lahan seluas 2 hektare yang diterimanya, Irma hanya sanggup menanam di lahan sekitar 1 hektare saja. Komoditas yang ia tanam pun bukan yang direkomendasikan Kementan, yakni cabai, kopi, dan jagung. Benih dan seluruh kebutuhannya juga ia beli sendiri tanpa bantuan pemerintah.

Menurut Irma, penanaman komoditas yang diminta oleh Kementan sulit ia terapkan. Pasalnya, kondisi tanah belum optimal untuk menanam bawang putih maupun bawang merah. Dia juga tak lagi mendapatkan bantuan pendampingan dari Kementerian Pertanian.

Sedangkan untuk komoditas kentang, menurutnya, beberapa petani berhasil panen, namun modal yang dibutuhkan mencapai Rp 140 juta per hektare. "Kalau kami tanam kentang, seperti yang dibilang pemerintah juga kan modalnya Rp 140 juta, ya mana sangguplah kami. Dari mana uang petani segitu banyak. Jadi lahan tidurlah," tuturnya.

RIANI SANUSI PUTRI

Baca: Luhut Kirim Surat ke Bupati untuk Kelola Food Estate Humbang Hasundutan, Tak Lagi Dikelola Kementan

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Syahrul Yasin Limpo Kerap Minta Bayar Tagihan Kacamata hingga Parfum ke Biro Umum Kementan

5 jam lalu

Syahrul Yasin Limpo Kerap Minta Bayar Tagihan Kacamata hingga Parfum ke Biro Umum Kementan

Syahrul Yasin Limpo saat menjabat Menteri Pertanian kerap meminta pegawai Kementan untuk membayar berbagai tagihan, termasuk untuk kacamata.

Baca Selengkapnya

Saksi Ungkap Kementan Keluar Uang Rp 3 Juta per Hari untuk Makan Online dan Laundry di Rumah Dinas SYL

9 jam lalu

Saksi Ungkap Kementan Keluar Uang Rp 3 Juta per Hari untuk Makan Online dan Laundry di Rumah Dinas SYL

Saksi mengungkapkan Kementan kerap keluar uang Rp 3 juta per hari untuk keperluan makan online dan laundry di rumah dinas SYL.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

12 jam lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Soal Sidang Etik Digelar pada 2 Mei, Nurul Ghufron Tuding Dewas KPK Tak Menghormati Hukum

2 hari lalu

Soal Sidang Etik Digelar pada 2 Mei, Nurul Ghufron Tuding Dewas KPK Tak Menghormati Hukum

Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron, mengatakan telah melaporkan dugaan pelanggaran etik anggota Dewas KPK Albertina Ho sejak bulan lalu.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Mulai Sidang Etik Nurul Ghufron 2 Mei Mendatang karena Alat Bukti Sudah Cukup

3 hari lalu

Dewas KPK Mulai Sidang Etik Nurul Ghufron 2 Mei Mendatang karena Alat Bukti Sudah Cukup

Dewas KPK akan memulai sidang dugaan pelanggaran etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron soal penyalahgunaan wewenang dalam kasus korupsi di Kementan.

Baca Selengkapnya

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

4 hari lalu

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

Tim advokasi akan menunggu pemberitahuan resmi dari MA untuk mengeluarkan dua petani Desa Pakel yang permohonan kasasinya dikabulkan.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

5 hari lalu

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

Novel Baswedan mengakhatirkan proses yang lama itu akibat munculnya unsur politis dalam menangani kasus Firli Bahuri yang memeras SYL.

Baca Selengkapnya

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

5 hari lalu

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

5 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Albertina Ho Nilai Pelaporan Dirinya oleh Nurul Ghufron karena Dewas KPK Proses Dugaan Pelanggaran Etik

5 hari lalu

Albertina Ho Nilai Pelaporan Dirinya oleh Nurul Ghufron karena Dewas KPK Proses Dugaan Pelanggaran Etik

Anggota Dewas KPK Albertina Ho menduga ada indikasi lain di balik pelaporan terhadap dirinya oleh Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron ke Dewas KPK.

Baca Selengkapnya