TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri mengungkap beberapa pembahasan dalam World Economic Forum (WEF) Annual Meeting 2023 di Davos, Swiss, khususnya mengenai perkembangan baru ekonomi global. Dia kembali mengatakan bahwa probabilitas dari resesi terhadap Indonesia masih relatif kecil.
“Hal yang perlu di antisipasi Indonesia adalah penurunan harga komoditas dan energi akan berdampak kepada ekspor Indonesia,” ujar dia dalam video pendek yang diunggah di akun Instagram pribadinya, dikutip pada Sabtu, 21 Januari 2023.
Baca: Chatib Basri Bicara Batas Dampak Resesi Global ke Perekonomian Indonesia
Namun, kata Chatib, seperti yang disampaikan beberapa kali sebelumnya, karena share ekspor Indonesia terhadap GDP hanya 25 persen maka dampaknya akan sangat terbatas. “Karena itu saya masih berpendapat bahwa probabilitas dari resesi terhadap Indonesia masih relatif kecil,” ucap dia.
Dia juga menuturkan bahwa ada tanda-tanda bahwa inlfasi mengalami penurunan. Namun, pasar tenaga kerja masih sangat ketat baik di Amerika Serikat maupun Eropa. Implikasinya adalah bahwa tampaknya bank sentral di Amerika Serikat dan juga di Eropa belum akan menurunkan tingkat bunga segera.
Namun, Chatib mengatakan, ada hal yang positif, yakni dibukanya kembali ekonomi Cina dari zero Covid-19 policy yang membawa dampak baik. Namun, masih ada risiki baik dalam jangka waktu menengah hingga jangka panjang.
“Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kenaikan bunga tentu akan berdampak pada balancing effect terhadap Indonesia,” tutur Chatib.
Dalam WEF Annual Meeting 2023, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memberikan sambutan pada Kamis, 18 Januari 2023. Bahlil mengungkapkan pandemi Covid-19 telah berdampak signifikan terhadap rantai pasok global lantaran dunia hanya terfokus pada satu kawasan tertentu untuk membangun pusat manufaktur.
Selanjutnya: pemutusan rantai pasok global terjadi ketika ...