Dampak Harga Beras Naik: Penjualan Melambat hingga Warteg Kurang Porsi

Minggu, 20 November 2022 18:46 WIB

Pelayan membungkus nasi pesanan pembeli di sebuah warteg di Jakarta, Rabu, 14 September 2022. Ketua Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni mengatakan pihaknya memprediksi banyak pemilik warteg yang tutup pada tahun depan akibat dampak kenaikan harga BBM. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta -Pedagang beras di Pasar Palmerah Jakarta Pusat, Nur Wangsa mengatakan penjualannya melambat setelah harga beras mengalami kenaikan. Dia mengatakan saat ini harga beras premium mencapai Rp 9.600 hingga Rp 10.000 per kilogram. Padahal sebelumnya hanya Rp 9.000 dan Rp 9.500.

“Stoknya aman. Tapi penjualan melambat. Yang biasanya beli 25 kilo, sekarang beli 20 kilo,” ujar Nur ketika ditemui di kiosnya, Minggu, 20 November 2022.

Nur mengatakan kenaikan harga beras selalu terjadi dari tahun ke tahun. Terutama pada musim penghujan. Namun dia memprediksi harga beras bakal kembali normal pada Februari mendatang atau ketika musim panen sudah tiba.

“Kalau Karawang panen, ya sudah (harga) balik lagi. Atau kalau enggak Karawang, ya Demak,” ujarnya.

Kenaikan harga beras medium juga telah dirasakan pengusaha warteg. Ketua Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni mengatakan saat ini pengusaha warteg memilih mengurangi porsi ketimbang menaikkan harga. Sebab menurut dia, daya beli masyarakat belum pulih sepenuhnya.

Advertising
Advertising

“Tahun ini agak parah. Naiknya lumayan tinggi, dipicu harga naik BBM sama pemerintah kurang persiapan menghadapi perubahan iklim atau cuaca,” ujar Mukroni ketika dihubungi, Minggu, 20 November 2022.

Mukroni berujar, warteg dengan omzet Rp 2 hingga Rp 3 juta sehari membutuhkan beras sekitar 15 kilogram saban hari. Sedangkan warteg dengan omset Rp 5 juta membutuhkan beras 25 kilogram per hari.

“Sekarang diturunkan 30 sampai 40 persen. Kami cuma bisa mengurangi porsi di era daya rakyat yang masih belum pulih,” ujar dia.

Sebelumnya, Direktur Serealia Kementerian Pertanian Ismail Wahab menyatakan salah satu pemicu kenaikan harga beras adalah petani yang kesulitan mendapatkan pupuk. Sehingga, saat ini para petani lebih memilih menggunakan pupuk nonsubsidi yang harganya jauh lebih mahal ketimbang pupuk bersubsidi.

“Tingginya harga pupuk itu yang kemudian berimbas ke biaya produksi dan harga gabah kering naik,” ujar dia, Jumat, 18 November 2022.

Selain itu, ada faktor musiman di mana harga gabah kering dan harga beras selalu lebih tinggi pada Oktober sampai Desember ketimbang bulan-bulan lainnya. Data Kementan menunjukkan harga rata-rata beras di penggilingan mencapai Rp 10.300 per kilogram. Sedangkan, harga beras di tingkat konsumen pada September 2022 sebesar Rp 11.707 per kilogram, lalu naik pada Oktober 2022 menjadi Rp 11.858 per kilogram.

Kenaikan harga BBM beberapa bulan lalu juga turut mengerek harga beras dan gabah. Di sisi lain, kenaikan harga bahan juga menambah biaya upah pekerja tani. Kementan mencatat rata-rata biaya upah naik hingga Rp 25.000 per hari.

RIRI RAHAYU | RIANI SANUSI PUTRI

Baca Juga: Harga Beras Naik jadi Rp 10.000, Pedagang: Kalau Karawang Panen, Harga Balik Lagi

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

4 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

6 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

6 hari lalu

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

7 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Harga BBM Paling Murah, Indonesia Termasuk?

8 hari lalu

10 Negara dengan Harga BBM Paling Murah, Indonesia Termasuk?

Berikut ini daftar negara dengan harga BBM paling murah di dunia, ada yang hanya dijual Rp467 per liter. Apa Indonesia termasuk?

Baca Selengkapnya

Pertamina Patra Niaga Pastikan BBM dan Operasional Aman Pasca Erupsi Gunung Ruang

11 hari lalu

Pertamina Patra Niaga Pastikan BBM dan Operasional Aman Pasca Erupsi Gunung Ruang

PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi memastikan sarana dan fasilitas pelayanan kepada konsumen pasca erupsi Gunung Ruang aman.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, ESDM Yakin Cadangan BBM RI Aman

12 hari lalu

Konflik Iran-Israel Memanas, ESDM Yakin Cadangan BBM RI Aman

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut cadangan bahan bakar minyak (BBM) nasional tidak terdampak konflik Iran dan Israel

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ruang, Bagaimana Suplai Minyak Tanah dan BBM di Kepulauan Sitaro?

12 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang, Bagaimana Suplai Minyak Tanah dan BBM di Kepulauan Sitaro?

Pertamina Patra Niaga tengah memantau sirkulasi BBM dan minyak tanah di area terdampak erupsi Gunung Agung.

Baca Selengkapnya

Tren Kenaikan Konsumsi Bensin di Jateng dan DIY saat Libur Lebaran 2024 Melebihi Prediksi

13 hari lalu

Tren Kenaikan Konsumsi Bensin di Jateng dan DIY saat Libur Lebaran 2024 Melebihi Prediksi

Konsumsi puncak konsumsi bensin terjadi di ruas tol Trans Jawa terjadi di H+4 Lebaran atau 14 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Tahan Kenaikan Harga BBM di Tengah Konflik Timur Tengah

13 hari lalu

Pemerintah Tahan Kenaikan Harga BBM di Tengah Konflik Timur Tengah

Menteri ESDM Arifin Tasrif menegaskan pemerintah masih menahan kenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM di tengah eskalasi konflik di Timur Tengah

Baca Selengkapnya