Dukung RI Pensiunkan PLTU Batu Bara, Bank Dunia: Kita Seharusnya Kembali ke EBT
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 18 November 2022 21:15 WIB
TEMPO.CO, Nusa Dua - Bank Dunia berkomitmen untuk terus mendukung Indonesia mempercepat pensiun dini PLTU batu bara. World Bank Country Director for Indonesia and Timor-Leste Satu Kahkonen mengatakan lembaganya mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan dari panas bumi, tenaga surya, hingga air.
"Kami sedang menfukung pembangunan pembangkit listrik tenaga air pertama di Indonesia karena kita seharusnya kembali ke energi baru terbarukan (EBT) setelah pembakaran (emisi karbon). Seharusnya, pembangkit listrik berbasis batu bara telah ditutup," ujar Satu saat ditemui Tempo di Hotel Hilton, Nusa Dua, Bali, Jumat, 18 November 2022.
Baca: Bantu RI Pensiunkan PLTU Batu Bara, Biden Cs Kumpulkan Dana Rp 311 Triliun
Indonesia baru saja meluncurkan energy transition mechanism (ETM) country platform, yakni sebuah program untuk mendorong transisi energi yang adil dan terjangkau. Kementerian Keuangan menunjuk PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI sebagai ETM Country Platform Manager.
SMI dan mitra-mitra pendanaan transisi energi akan mengembangkan kerangka kerja pembiayaan dan investasi untuk program ETM. Bank Dunia bersama Asian Development Bank bersepakat menjadi mitra pembiayaan untuk ETM. Lembaga keuangan lainnya, seperti Islamic Development Bank, Climate Investment Funds, HSBC, Standard Chartered, dan Japan Bank for International Cooperation turut bergabung di dalamnya.
Upaya RI pensiunkan PLTU
Melalui program ini, Indonesia menargetkan dapat mengumpulkan US$ 4 miliar baik dalam bentuk pinjaman maupun hibah untuk menghentikan 2 gigawatt PLTU batu bara. Dengan demikian, Indonesia bisa memangkas 50 juta ton emisi karbon pada 2030 dan meningkat tiga kali lipat menjadi 160 juta ton pada 2040.
"Jadi kami sangat fokus pada pengenalan energi terbarukan karena itu adalah masa depan," ucapnya.
Adapun ETM menjadi bagian dari Just Energy Transition Partnership (JETP). JETP merupakan komitmen pembiayaan transisi energi yang diinisiasi negara-negara G7+ untuk negara-negara berkembang. Dalam JETP, total dana yang akan disediakan untuk Indonesia pada tahap awal adalah US$ 20 miliar.
Selanjutnya: Dana itu seluruhnya akan digunakan untuk ...
<!--more-->
Dana itu seluruhnya akan digunakan untuk mendukung upaya dekarbonisasi. "Mengacu pada Kementerian Keuangan Indonesia, ini adalah berbagai tindakan yang diperlukan untuk transisi energi," kata Satu.
Satu menjadi salah satu pembicara dalam Tempo Economic Forum yang digelar Tempo Media Group. Diskusi bertajuk "Strenghtening Economic Resilience Againts the Threat of a Global Recession" ini menghadirkan berbagai pembicara yang mengulas mengenai tantangan ekonomi Indonesia dan global ke depan dalam menghadapi tantangan krisis dan ancaman resesi 2023.
G20 soroti transisi energi
Diskusi ini juga merespons KTT G20 yang menghasilkan leaders' declaration. Sebanyak 52 poin dalam deklarasi itu mencerminkan bagaimana G20 menyoroti permasalahan transisi energi, transformasi digital, dan arsitektur digital. Dalam deklarasi itu, negara-negara anggota pun menyinggung perihal ekonomi yang memburuk karena invasi Rusia.
Membuka sesi Tempo Economic Forum, Satu tak hanya menyinggung transisi energi, tapi juga bagaimana G20 telah melahirkan dana cadangan pandemi atau Pandemic Fund. Komitmen bersama ini penting untuk mengantisipasi krisis-krisis yang terjadi pada masa depan.
"Pandemic Fund akan mendukung negara-negara mempersiapkan diri untuk krisis pandemi selanjutnya karena pandemi Covid-19 bukan pandemi terakhir," kata Satu.
Baca juga: Sri Mulyani Soal Pensiun Dini PLTU Batu Bara: Sudah Identifikasi Pembangkit, Biaya, Neraca PLN
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.