Luhut Sebut Tak Apa Jika G20 Tak Hasilkan Komunike, Ekonom: Paling Gelap Sepanjang Sejarah

Minggu, 13 November 2022 12:53 WIB

Pertemuan Tingkat Sherpa Digelar Menjelang KTT G20, Optimis Upayakan Kesepakatan Leaders' Declaration

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menanggapi pernyataan Luhut Binsar Pandjaitan bahwa kemungkinan penyelenggaraan G20 kali ini tak akan menghasilkan leaders communique atau komunike. Menurut Bhima, komunike selalu tercapai dalam setiap penyelenggaraan G20.

"Jadi kalau tidak terjadi komunike, ini merupakan salah satu G20 paling gelap sepanjang sejarah penyelenggaraan G20," ujar Bhima saat dihubungi Tempo pada Ahad, 13 November 2022.

Ia menilai jika Presidensi G20 kali ini tak mencapai komunike, maka bisa dikatakan sebagai bentuk kegagalan. Sebab komunike adalah hal yang sangat penting. Meskipun G20 ini bersifat non-binding atau tidak mengikat, menurut Bhima, setidaknya akan ada arahan yang jelas dan gambaran bagaimana pemimpin dunia memandang isu-isu strategis ke depan.

Komunike itu, kata dia, akan memperlihatkan seperti apa dan bagaimana kerangka kebijakan multilateral di tengah berbagai tantangan global saat ini. Misalnya soal resesi atau krisis yang tidak bisa dihadapi oleh satu negara melainkan harus bekerja sama dengan negara-negara lainnya.

Pada penyelenggaraan G20 tahun sebelumnya di Roma, Italia pun, komunike tetap tercapai di tengah tensi perang dagang yang meningkat. Terlebih, saat itu tengah terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Roma pada 2021. Bhima mengatakan saat itu G20 tetap menghasilkan leaders declaration yang memuat 61 poin pernyataan.

Advertising
Advertising

"Kalau tidak ada komunike di Bali artinya anggaran yang selama ini digunakan itu bisa dibilang sebagian terbuang percuma digunakan untuk penyelenggaraan presidensi G20," ucap Bhima.

Selain itu, tercapainya komunike semakin penting karena ada isu yang sentral seperti perang Rusia-Ukraina. Meski telah dipastikan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak hadir secara fisik di Bali nanti. Bhima berharap kehadiran menteri luar negeri Rusia yang mewakili Putin dapat membuat komunike tetap tercapai, khususnya soal pengakhiran perang di Ukraina.

Meski kemungkinan besar perdebatan ihwal isu tersebut berlangsung alot, menurut Bhima, Indonesia harus bisa mendorong tercapainya suatu kesepakatan. Sehingga sebagai juru damai yang tidak punya kepentingan dengan perang di Ukraina, Indonesia seharusnya tetap bisa mendorong adanya komunike. Sehingga, optimisme terhadap komunike itu yang menjadi catatan positif bagi penyelenggaraan presidensi G20 tahun ini.

"Sekali lagi tanpa komunike, bisa dikatakan G20 tidak mencapai kesepakatan apapun," tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku tak bisa memastikan soal komunike sebagai hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali. Pasalnya, penyelenggaraan G20 kali ini berlangsung di tengah situasi geopolitik yang sangat kompleks.

"Belum pernah ada G20 dengan situasi dunia sekompleks sekarang. Kalau nanti tidak menghasilkan leaders communique, ya sudah tidak apa-apa," kata Luhut di ITDC Nusa Dua, Bali, Sabtu, 12 November 2022.

Menurutnya, hal yang wajar apabila persamuhan para kepala negara anggota G20 itu tak menghasilkan komunike. Misalnya, eskalasi perang Rusia-Ukraina, krisis global setelah pandemi Covid-19, hingga ancaman krisis karena perubahan iklim.

Tetapi Luhut tetap memastikan ada banyak efek limpasan yang akan dihasilkan dari pertemuan tingkat tinggi itu. Menurutnya, dampak KTT G20 akan mengalir ke 361 titik yang nilainya jutaan dolar. Efek berentet yang ia maksud adalah kebijakan bersama untuk sektor kesehatan hingga dialog mengenai dekarbonisasi.

Luhut lebih melihat agenda internasional tersebut sebagai agenda untuk membangkitkan ekonomi Pulau Dewata. Apalagi dalam dua tahun ke belakang, ekonomi Bali ambruk karena pandemi Covid-19. "Sekarang kita berharap, ini akan mengobati luka yang dalam di Bali selama 2 tahun lalu," kata dia.

RIANI SANUSI PUTRI

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Blak-blakan Masalah Budidaya Udang, Luhut Minta Kasus Karimunjawa Tak Terulang

7 jam lalu

Blak-blakan Masalah Budidaya Udang, Luhut Minta Kasus Karimunjawa Tak Terulang

Luhut mengatakan permasalahan industri budidaya udang di Indonesia disebabkan banyaknya aturan yang tumpang tindih dan tidak terintegrasi.

Baca Selengkapnya

Setelah Sebut Orang Toxic, Luhut Kini Sarankan Prabowo Pilih Menteri dengan Rekam Jejak Bagus

1 hari lalu

Setelah Sebut Orang Toxic, Luhut Kini Sarankan Prabowo Pilih Menteri dengan Rekam Jejak Bagus

Setelah minta Prabowo tidak membawa orang 'toxic' atau bermasalah ke dalam kabinetnya, Luhut menyinggung soal track record calon anggota kabinet.

Baca Selengkapnya

Luhut Takjub Melihat Kapal OceanX: Berharap Indonesia juga Punya

1 hari lalu

Luhut Takjub Melihat Kapal OceanX: Berharap Indonesia juga Punya

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan takjub melihat kapal OceanX.

Baca Selengkapnya

Luhut Soal Pertalite dan Bioetanol, Berikut Daftar BBM yang Pernah Dihapus Pemerintah

4 hari lalu

Luhut Soal Pertalite dan Bioetanol, Berikut Daftar BBM yang Pernah Dihapus Pemerintah

Isu penghapusan BBM pertalite dibantah Pertamina. Sebelumnya Luhut sebut penggantian pertalite dengan bioetanol. "Harus ke sana larinya," katanya.

Baca Selengkapnya

Luhut Percepat Pembebasan Lahan IKN, AMAN Kaltim: Terburu-buru Bisa Melanggar HAM

7 hari lalu

Luhut Percepat Pembebasan Lahan IKN, AMAN Kaltim: Terburu-buru Bisa Melanggar HAM

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kalimantan Timur minta Luhut tidak terburu-buru dalam pembebasan lahan di IKN karena berpotensi langgar HAM.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang Toxic, Pengamat Sebut Kontra dengan Narasi Rekonsiliasi

9 hari lalu

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang Toxic, Pengamat Sebut Kontra dengan Narasi Rekonsiliasi

Pernyataan Luhut disebut kontra dengan narasi rekonsiliasi dan gotong royong membangun Indonesia yang terus digaungkan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

9 hari lalu

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

Prabowo Subianto aktif membuka komunikasi dengan partai-partai yang sebelumnya berseberangan dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

9 hari lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Datangi IKN, Luhut Targetkan Persoalan Lahan yang Belum Clear Selesai Akhir Mei

9 hari lalu

Datangi IKN, Luhut Targetkan Persoalan Lahan yang Belum Clear Selesai Akhir Mei

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan permasalahan lahan di proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara rampung akhir Mei.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sepakat dengan Luhut soal Jangan Ada Orang Toxic di Kabinet Prabowo

10 hari lalu

Jokowi Sepakat dengan Luhut soal Jangan Ada Orang Toxic di Kabinet Prabowo

Presiden Jokowi setuju dengan usul yang menyebut Presiden terpilih Prabowo Subianto tak perlu membawa orang 'toxic' masuk kabinet.

Baca Selengkapnya