Hindari Efek Resesi, Pengamat Sarankan Pengusaha Tak Terlalu Cepat Ambil Untung

Minggu, 16 Oktober 2022 14:09 WIB

Ilustrasi Ekspor Impor Non Migas. antaranews.com

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal menyarankan agar pebisnis sedapat mungkin memaksimalkan pasar domestik untuk menghadapi ancaman resesi 2023. Sebab, struktur perekonomian domestik relatif kuat menahan tekanan krisis ekonomi tahun depan.

"Bisnis yang mengandalkan eksporlah justru akan terpengaruh oleh tekanan ekonomi global," kata Faisal saat dihubungi pada Ahad, 16 Oktober 2022.

Namun, menurut Faisal, langkah itu perlu dibarengi dengan strategi mempertahankan volume penjualan. Salah satunya dengan cara tidak terlalu cepat mengambil untung.

"Yang penting bisnis bisa survive walaupun margin-nya itu tipis," kata Faisal.

Kuatnya pasar domestik diiringi dengan bursa tenaga kerja di Indonesia yang masih tahan terhadap guncangan. Faisal menilai pasar tenaga kerja di Tanah Air jauh lebih fleksibel dan dinamis.

Advertising
Advertising

Musababnya, perusahaan maupun pencari kerja tidak hanya akan mencari opsi pekerjaan penuh waktu (fulltime), tetapi juga paruh waktu (partime). Apalagi pasca-pandemi Covid-19, perusahaan dan pekerja telah terbiasa dengan ritme yang serba digital.

"Menjadi lebih dinamis, terutama bagi kaum muda yang baru masuk ke pasar kerja," tuturnya.

Baca juga: Pakar Sebut Resesi Global Tak Berdampak Langsung ke RI, Ini Alasannya

Sementara itu, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memperkirakan sejumlah sektor usaha akan mampu bertahan di tengah resesi 2023. Sektor pertama adalah usaha kosmetik atau perawatan tubuh.

"Ada kecenderungan bahkan pada saat krisis pandemi terjadi booming skincare, saat ini tren itu masih terjadi ditambah mobilitas sudah mulai longgar," ujarnya saat dihubungi Tempo, Rabu, 12 Oktober lalu.

Meski di tengah resesi, kata dia, masyarakat masih akan memperhatikan penampilan. Sektor pendukung informasi dan komunikasi, seperti data center, artificial intelligence (AI), dan cloud computing pun diperkirakan akan dapat tahan menghadapi resesi.

Menurut dia, sektor tersebut tetap bertahan kendati tengah terjadi musim dingin perusahaan rintisan atau startup. Sebab, arah digitalisasi ke depan adalah mempercepat adaptasi perusahaan tradisional dengan dukungan sistem digital.

Kemudian, sektor yang akan bertahan adalah usaha konsultasi atau perencana keuangan, khususnya konsultan pengatur keuangan rumah tangga selama resesi. Usaha konsultasi psikologis atau mental health juga diprediksi menguat lantaran akan banyak pekerja yang mengalami stres akibat tekanan pekerjaan dan korban pemutusan hubungan kerja (PHK).

Terakhir, sektor makanan dan minuman atau FnB (food and beverage). Sektor itu dinilai resisten terhadap ancaman resesi karena berkaitan dengan kebutuhan dasar. Tetapi FnB yang berbasis panganan lokal, menurutnya, dapat lebih bertahan dibanding makanan yang konten bahan baku impornya besar. Musababnya, resesi bisa membuat pasokan komoditas impor terhambat.

RIANI SANUSI PUTRI

Baca juga: Gubernur BI Beberkan 3 Cara Menghadapi Ancaman Resesi 2023

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

11 hari lalu

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

Aturan pengetatan impor dijamin tidak bebani industri manufaktur. Pelaku industri alas kaki menganggap aturan memperumit birokrasi dalam memperoleh bahan baku dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

15 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

15 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

16 hari lalu

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

Pemerintah Indonesia terbuka terhadap pemanfaatan transaksi imbal dagang business-to-business (b-to-b).

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

24 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

24 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Apindo Sebut Keputusan MK dalam Sengketa Pilpres Berdampak Positif bagi Investasi dan Dunia Usaha

25 hari lalu

Apindo Sebut Keputusan MK dalam Sengketa Pilpres Berdampak Positif bagi Investasi dan Dunia Usaha

Asosiasi Pangusaha Indonesia atau Apindo merespons soal keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh gugatan dalam sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

26 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

26 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

26 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya