Gubernur BI Beberkan 3 Cara Menghadapi Ancaman Resesi 2023

Minggu, 16 Oktober 2022 09:39 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan pers terkait hasil rapat berkala KSSK tahun 2022 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, 1 Agustus 2022. Dalam keterangan persnya, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyatakan stabilitas sistem keuangan Indonesia berada dalam kondisi terjaga di tengah tekanan perekonomian global yang meningkat. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Wajiyo menyatakan perlambatan aktivitas perekonomian global kini meluas. Bahkan, penurunannya lebih tajam ketimbang perkiraan sebelumnya diiringi dengan inflasi yang meningkat dan ancaman resesi yang menguat.

"Outlook perekonomian ini dipengaruhi oleh krisis biaya hidup (cost-of-living)," ujarnya melalui keterangan tertulis pada Sabtu, 15 Oktober 2022.

Melemahnya ekonomi juga dipengaruhi oleh pengetatan kondisi sektor keuangan di sebagian besar negara karena berbagai faktor. Konflik Rusia dengan Ukraina serta dampak pandemi Covid-19 memperburuk kondisi perekonomian.

Menyikapi situasi perekonomian global yang bergejolak dan ancaman krisis 2023, Perry mengatakan ada tiga langkah yang perlu diperhatikan untuk mengantisipasi resesi. Pertama, tantangan global yang dihadapi tidak dapat direspons dengan hanya satu instrumen kebijakan.

Perry berujar perlu pengembangan kerangka integrated policy framework (IPF) dari Dana Moneter Internasional (IMF). Ditambah, kerangka macro-financial stability frameworks.

Advertising
Advertising

"Dalam hal itu, Indonesia telah melakukan implementasi bauran kebijakan moneter, fiskal, stabilitas nilai tukar, dan makroprudensial," tuturnya.

Baca: Luhut Gunakan Istilah Perang Rakyat Semesta untuk Antisipasi Resesi, Apa Artinya?

Poin kedua yang harus menjadi perhatian, menurut Perry, adalah pentingnya pengembangan digitalisasi keuangan. Bank Indonesia, kata dia, telah mengembangkan digitalisasi sistem pembayaran, di antaranya kesepakatan cross-border payment antara Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina. BI juga telah meluncurkan Quick Response (QR) Code dan Bank Indonesia Fast Payment (BI-FAST).

Ketiga, Perry menilai penguatan jaring pengaman keuangan global merupakan hal penting untuk meningkatkan kapasitas pembiayaan. Upaya itu perlu dilakukan dalam rangka membantu negara yang membutuhkan melalui reformasi kuota di IMF.

Adapun IMF telah menyampaikan beberapa rekomendasi respons kebijakan kepada para negara anggotanya. Salah satu rekomendasinya adalah penerapan kebijakan moneter yang front loaded untuk menjaga stabilitas harga dan menjangkar inflasi ke depan.

Di samping itu, IMF menyarakan untuk memprioritaskan kebijakan fiskal demi melindungi kelompok vulnerable melalui bantuan jangka pendek. Targetnya, untuk mengurangi beban biaya hidup.

Dengan terbatasnya likuiditas di sektor keuangan, menurut Perry, kebijakan makroprudensial perlu untuk menjaga terjadinya risiko sistemis. Perbaikan reformasi struktural juga menjadi perhatian, agar produktivitas dan kapasitas ekonomi meningkat. Langkah tersebut diambil agar dapat meringankan hambatan pasokan dan mendukung kebijakan moneter dalam mengatasi inflasi.

Dia pun menilai kebijakan untuk mempercepat transisi energi hijau juga akan bermanfaat untuk keamanan energi. Terutama, dalam jangka panjang dan mengurangi biaya makroekonomi dari perubahan iklim. Di samping itu, Perry menyebutkan kerja sama multilateral diperlukan agar negara terhindar dari fragmentasi global.

RIANI SANUSI PUTRI

Baca juga: Pertemuan Menkeu dan Bank Sentral, Sri Mulyani: G20 Perlu Hasilkan Aksi Konkret

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

BI Prediksi Penjualan Eceran April 2024 Tumbuh, Ditopang Belanja Idul Fitri

1 hari lalu

BI Prediksi Penjualan Eceran April 2024 Tumbuh, Ditopang Belanja Idul Fitri

BI memperkirakan kinerja penjualan eceran bulan April 2024 tetap tumbuh, didorong oleh momen Idul Fitri.

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

2 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diperkirakan Menguat hingga Rp 15.990 Terhadap Dolar AS

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diperkirakan Menguat hingga Rp 15.990 Terhadap Dolar AS

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 15.990 sampai Rp 16.070

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

4 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

6 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

6 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

7 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

7 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

7 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

12 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya