Defisit APBN Tahun Depan 2,48 Persen, PKS Ingatkan Sri Mulyani soal Tumpukan Utang

Selasa, 27 September 2022 19:32 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan pemaparan saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 22 September 2022. Rapat tersebut membahas dan persetujuan penyertaan modal negara (PMN) tahun 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI bersama pemerintah telah menyepakati postur sementara defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023. Defisit APBN tahun depan kembali ke level kurang dari 3 persen atau 2,48 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

"Keputusan DPR bersama pemerintah untuk melakukan konsolidasi fiskal pada 2023 adalah keputusan yang sangat antisipatif dan startegis," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani di gedung DPR RI, Jakarta Selatan pada Selasa, 27 September 2022.

Proyeksi defisit APBN ini lebih rendah dari rancangannya sebesar 2,85 persen. Sri Mulyani mengatakan secara nominal, defisit itu mencapai Rp 598,2 triliun. Adapun bendahara negara berpandangan, defisit yang lebih rendah dapat memberikan keamanan bagi APBN dan perekonomian negara.

Ia melanjutkan, penetapan defisit APBN 2023 pun telah dipertimbangan berdasarkan kenaikan suku bunga dan gejolak di sektor keuangan. Ditambah, perkiraan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Menurut Sri Mulyani, selama pandemi Covid-19 yang berlangsung tiga tahun, konsekuensi terhadap keuangan negara sangat berat hingga defisit APBN melonjak. Berpijak pada besaran defisit yang disepakati, pemerintah akan menganggarkan pembiayaan utang hingga Rp 696,3 triliun pada tahun depan. Hal itu untuk mewaspadai pembiayaan utang dalam pengelolaan defisit APBN.

Advertising
Advertising

Anggota Banggar dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Andi Akmal, menilai pembiayaan utang Rp 696,32 triliun terlalu tinggi. Menurutnya, dengan anggaran sebesar itu, beban belanja APBN di masa yang akan datang akan meningkat.

Ia pun mengingatkan pemerintah soal akumulasi utang saat ini yang telah mencapai Rp 7.163 triliun atau setara dengan 37,91 persen terhadap PDB. Pada periode 2018 hingga 2022, menurut Andi, pembayaran bunga utang telah meningkat dari Rp 257,9 triliun menjadi Rp 403,8 triliun dalam Outlook APBN 2022.

"Pemerintah semestinya bisa memitigasi resiko timbulnya silpa (sisa lebih pembiayaan anggaran) pada setiap anggaran," ujar Andi.

Adapun Sri Mulyani mengatakan postur, pendapatan, belanja, dan defisit pembiayaan APBN 2023 itu, telah disepakati dengan beberapa asumsi dasar yang sudah disesuaikan dengan bacaan analisa kondisi aktual ekonomi global dan nasional saat ini. "Pemerintah sangat menghargai dan menyambut positif seluruh masukan-masukan yang disampaikan. Kami akan tetap mempelajari dan merespon pada saat pembicaraan tingkat dua, maupun di dalam pelaksanaan APBN 2023," ujar Sri Mulyani.

RIANI SANUSI PUTRI

Baca: Jokowi Kesal Kekayaan Aspal di Buton Melimpah, tapi Malah Impor 5 Juta Ton per Tahun

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

12 jam lalu

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

Yustinus Prastowo mengatakan Kementerian sudah menyiapkan beberapa rencana untuk menangani masalah di Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

14 jam lalu

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

Sri Mulyani menyampaikan informasi ihwal perkembangan perekonomian global terkini kepada Jokowi di Istana.

Baca Selengkapnya

Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah yang Disorot Masyarakat

17 jam lalu

Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah yang Disorot Masyarakat

Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan kepada Presiden Jokowi terkait sorotan publik terhadap Direktorat Jenderal Bea dan Cukai belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Perkara Bea Cukai ke Jokowi di Istana, Janji Lakukan Perbaikan

18 jam lalu

Sri Mulyani Lapor Perkara Bea Cukai ke Jokowi di Istana, Janji Lakukan Perbaikan

Sri Mulyani juga menyampaikan tantangan Bea Cukai di era pesatnya perkembangan teknologi.

Baca Selengkapnya

16 PSN Baru akan Diteruskan Prabowo, Sektor Apa yang Mendominasi?

1 hari lalu

16 PSN Baru akan Diteruskan Prabowo, Sektor Apa yang Mendominasi?

Pemerintah menetapkan 16 PSN baru pada 2024 yang akan diteruskan pemerintahan Prabowo-Gibran. Sektor apa yang akan mendominasi?

Baca Selengkapnya

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

1 hari lalu

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

Chatib Basri menilai konflik yang terus-menerus di Timur Tengah berpotensi membuat defisit APBN hingga Rp 300 triliun.

Baca Selengkapnya

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

1 hari lalu

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

Bea Cukai terus menuai kecaman publik karena dianggap berkinerja buruk. Sri Mulyani belum berhasil menangani. Kini Jokowi turun tangan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu SBY, Jusuf Kalla dan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Ini yang Dibahas

1 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu SBY, Jusuf Kalla dan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Ini yang Dibahas

Sri Mulyani mengungkapkan pertemuannya dengan SBY membahas berbagai hal

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Hapus Sistem Kelas BPJS Kesehatan YLKI Pertanyakan Alasannya, Bea Cukai Banyak Disorot Sri Mulyani Rapat Internal

1 hari lalu

Terkini: Jokowi Hapus Sistem Kelas BPJS Kesehatan YLKI Pertanyakan Alasannya, Bea Cukai Banyak Disorot Sri Mulyani Rapat Internal

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI mempertanyakan alasan pemerintah menerapkan sistem Kelas Rawat Inap Standar dalam layanan BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Masih Kebanjiran Kecaman, Sri Mulyani Kembali Gelar Rapat Pimpinan

2 hari lalu

Bea Cukai Masih Kebanjiran Kecaman, Sri Mulyani Kembali Gelar Rapat Pimpinan

Menteri Keuangan Sri Mulyani menggelar rapat dengan pimpinan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terkait maraknya kritik terhadap lembaga tersebut.

Baca Selengkapnya