Harga TBS Tertekan, Ekonom: Segera Perbaiki Tata Kelola dan Niaga Industri Kelapa Sawit

Minggu, 14 Agustus 2022 04:30 WIB

Ilustrasi CPO. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan harga tandan buah segar atau harga TBS masih rendah karena harga sawit atau crude palm oil (CPO) pun turun signifikan selama sebulan terakhir di tingkat internasional.

"Tapi penyebabnya bukan hanya itu. Tata kelola dan tata niaga antara pembeli, perusahaan sawit, dan juga pertani mesti diperbaiki, karena selalu dalam posisi yang tertekan," ujarnya pada Tempo, Sabtu, 13 Agustus 2022.

Hal itu, menurut dia, terjadi lantaran bargaining positioning petani lebih rendah dibandingkan perusahaan pengelolaan sawit.

Adapun wacana penghapusan kebijakan pemenuhan pasokan minyak goreng domestik (DMO) dengan harga penjualan yang ditentukan (DPO), kata dia, tidak harus dicabut 100 persen agar harga TBS petani bisa naik.

Ia menyarankan agar presentase DMO dan DPO sebaiknya diturunkan saja. Karena, selama ini presentase DMO dan DPO 10-20 persen itu sebetulnya masih baik. Terlebih, DMO dan DPO tetap dibutuhkan walaupun agar pasokan sawit dalam negeri tetap terjaga.

"Kalau sampai nol persen saya rasa agak berlebihan," ucap Mohammad Faisal.

Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit atau Apkasindo Gulat Medali Emas Manurung berharap kebijakan DPO dan DMO segara dihapus karena stok CPO dalam negeri masih 200 persen diatas normal. Ia berujar secara umum harga TBS naik, khususnya pasca-penghapusan pungutan ekspor (PE) dan kebijakan flush-out (FO).

Kenaikan harga crude palm oil (CPO) dan TBS tak sebanding dengan berkuranya beban CPO dari USD 688 menjadi USD 88. Juga pasca-turunnya bea keluar (BK) dari USD 288 menjadi USD 52. Sehingga, total beban CPO saat ini menurutnya hanya USD 52 per ton. "Tapi faktanya praktis tidak membuat terdongkraknya harga TBS," ujar Gulat Medali Emas Manurung.

Dengan hilangnya beban USD 636, Gulat melanjutkan, seharusnya membantu mendongkrak harga CPO paling tidak bertambah Rp 9.540 per kilogram dari harga sebelumnya. Jika patokannya harga tender PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) sebelum 15 Juli 2022 yaitu Rp.8000 per kilogram, maka harga CPO saat ini harusnya minimal Rp 15.000 per kilogram dan harga TBS Rp 3.000 per kg.

Menurut Gulat Medali Emas Manurung, jika patokannya harga referensi CPO dari Kementerian Perdagangan yaitu USD 872, maka hari ini harga TBS petani paling tidak Rp 2.500/kg. Sementara itu, harga pasar CPO domestik sebesar Rp 11.425 harga DPO Rp 10.600 sudah di bawah.

Baca: Harga TBS Sawit Petani Rp 2.000 per kg, Bulan Ini Ekspor 4 Juta Ton CPO

Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

3 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Naik, Harga Biodiesel per Mei 2024 jadi Rp 12.453 per Liter

3 hari lalu

Naik, Harga Biodiesel per Mei 2024 jadi Rp 12.453 per Liter

Kementerian ESDM menetapkan harga indeks pasar bahan bakar nabati atau HIP BBN biodiesel per Mei 2024 sebesar Rp 12.453 per liter.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

4 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Indonesia Eksportir Sabun Kedua Terbesar di Mesir, Kalah Jauh dari Malaysia

34 hari lalu

Indonesia Eksportir Sabun Kedua Terbesar di Mesir, Kalah Jauh dari Malaysia

Indonesia menjadi eksportir sabun nomor 2 di Mesir pada 2023 dengan nilai USD 4,48 juta alias 16,54 persen impor sabun Mesir di dunia.

Baca Selengkapnya

Harga Referensi CPO Tembus USD 857,62, Permintaan AS dan Cina Meningkat

36 hari lalu

Harga Referensi CPO Tembus USD 857,62, Permintaan AS dan Cina Meningkat

Harga referensi CPO tembus US$ 857,62 per metrik ton disebabkan meningkatnya permintaan dari Amerika Serikat dan Cina.

Baca Selengkapnya

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

40 hari lalu

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

Kejaksaan menangkap Bos PT Green Forestry Indonesia yang masuk dalam DPO. Salah gunakan izin kebun sengon untuk kelapa sawit.

Baca Selengkapnya

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

42 hari lalu

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

CV El Hana Mulia dalam melaksanakan aktivitasnya tetap berada di kawasan wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah.

Baca Selengkapnya

Mungkinkah Minyak Makan Merah Beri Ancaman Deforestasi Baru? Peneliti BRIN: Belum Tentu Semua Suka

44 hari lalu

Mungkinkah Minyak Makan Merah Beri Ancaman Deforestasi Baru? Peneliti BRIN: Belum Tentu Semua Suka

Minyak makan merah lebih murah dan bernutrisi. Pabrik pertama telah diresmikan Presiden Joko Widodo di Deli Serdang, 14 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Menteri Teten Pamer Kelebihan Minyak Makan Merah di DPR: Murah hingga Dipuji Chef Juna

46 hari lalu

Menteri Teten Pamer Kelebihan Minyak Makan Merah di DPR: Murah hingga Dipuji Chef Juna

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki yakin minyak makan merah atau M3 bakal laku di pasaran sebagai alternatif minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

48 hari lalu

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

Apa saja perbedaan dari minyak makan merah dengan minyak goreng biasa?

Baca Selengkapnya