BPS: Neraca Perdagangan Surplus USD 5,73 M pada Oktober 2021

Senin, 15 November 2021 12:34 WIB

Gedung BPS di Jakarta. Kredit: Antara News/Dewa Wiguna

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus US$ 5,73 miliar pada Oktober 2021.

"Neraca perdagangan kita di Oktober 2021 tercatat surplus US$ 5,73 M USD.
Kalau kita lihat secara tren neraca perdagangan Indonesia ini telah membukukan surplus selama 18 bulan secara beruntun," kata Kepala BPS Margo Yowono dalam konferensi pers virtual, Senin, 15 November 2021.

Dia menjabarkan nilai ekspor pada Oktober 2021 mencapai US$ 22,03 miliar. Nilai itu naik 6,89 persen dibandingkan September 2021.

"Kinerja ekspor baik secara total maupun non migas 2021 ini lebih baik daripada 2019 dan 2020," ujarnya.

Dia berharap kinerja ekspor ini bisa dipertahankan untuk tahun-tahun ke depan supaya berdampak pada pemulihan ekonomi Indonesia.

Advertising
Advertising

Sedangkan nilai impor pada Oktober 2021 sebesar US$ 16,29 M, naik 0,36 persen dibandingkan dengan September 2021. "Impor lebih tinggi dari dua tahun sebelumnya, kecuali Januari," ujarnya.

Kalau dilihat dari komoditas penyumbang surplus terbesar adalah dari bahan bakar mineral atau HS27, kemudian lemak dan hewan atau nabati HS15, serta besi dan baja HS72. Sedangkan kalau kita libat negara penyumbang surplus terbesarnya atau tiga terbesar itu adalah Amerika, Cina, dan Filipina.

Dengan Amerika surplus US$ 1,7 miliar, bersumber dark komoditas lemah dan minyah hewan nabati, pakaian dan aksesoris atau rajutan. Dengan Cina surplus US$ 1,3 miliar, di mana komoditas penyebab surplusnya bahan bakar mineral atau HS27, besi dan baja HS 72. Sedangkan dengan Filipina surplus US$ 685,7 juta didominasi komoditas bahan bakan mineral HS27 dan kendaraan dan bagiannya HS87.

Sebaliknya Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan Australia US$ 595 juta. Di mana penyebab defisit bahan bakar mineral HS27, biji logam perak dan abu HS26. Defisit ke Thailand US$ 295,6 juta, berasal dari komoditas plastik dan barang dari plastik HS39, dan mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya HS84. Defisit ketiga dengan Ukraina sebesar US$ 216,4 juta, disebabkan terbesar dari komoditas serelia HS10 dan besi dan baja HS72.

HENDARTYO HANGGI

BACA: September, BPS: Okupansi Hotel di Papua Capai 54,96 Persen

Berita terkait

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

34 menit lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

8 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

8 jam lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

10 jam lalu

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

Mendag Zulkifli Hasan kembalikan aturan impor bahan baku industri. Apa alasannya? Begini bunyi Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

11 jam lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

12 jam lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

1 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

1 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Bea Masuk Barang Impor Disoal, YLKI juga Mendapat Aduan

1 hari lalu

Bea Masuk Barang Impor Disoal, YLKI juga Mendapat Aduan

Bea Cukai sedang disorot karena kasus bea masuk impor yang mahal. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengungkapkan ada sejumlah aduan serupa.

Baca Selengkapnya

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

3 hari lalu

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

OIKN bakal mengembangkan sistem transportasi cerdas di IKN.

Baca Selengkapnya