Terkini Bisnis: Antrean Mengular di Gerai Subway, Penjelasan Utang Tersembunyi
Reporter
Tempo.co
Editor
Martha Warta Silaban
Jumat, 15 Oktober 2021 18:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita terkini ekonomi dan bisnis sepanjang Jumat siang hingga sore, 15 Oktober 2021 dimulai dengan antrean pembeli mengular di gerai Subway yang resmi dibuka di Cilandak Town Square lantai 1. Antrean terjadi untuk take away.
Kemudian aktris Wanda Hamidah menyinggung permasalahan yang dialami nasabah Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera dalam video yang diunggahnya di media sosial pada Kamis dini hari, 14 Oktober 2021.
Selain itu yang juga hangat dibaca adalah Yustinus Prastowo, staf khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, mengklarifikasi laporan riset soal hidden debt atau utang tersembunyi dari Cina. Berikut adalah ringkasan dari ketiga berita tersebut:
1. Hari Pertama Gerai Subway di Citos, Antrean Pembeli Mengular
Gerai Subway telah resmi dibuka untuk umum di Cilandak Town Square lantai 1 pada Jumat, 15 Oktober 2021. Di hari pertama beroperasi, pembeli terlihat antusias untuk mendatangi perusahaan waralaba sandwich ini.
Berdasarkan pantauan Tempo di lokasi pada jam 13.30, antrean pembeli mengular di luar gerai. Subway memperbolehkan pengunjungnya untuk dine-in. Namun, terpantau hanya dua orang yang sedang dine-in sehingga antrean terjadi untuk take away.
Para pembeli akan diminta untuk mengambil nomor urut terlebih dahulu. Subway membuat tiga pos: untuk mengambil nomor urut dan tempat menunggu.
Pada pos pertama yang terletak di jembatan lantai dasar dekat eskalator menuju gerai Subway untuk menunggu giliran mengambil nomor urut. Kemudian, pos kedua yang terletak di jembatan lantai 1 depan restoran Eatlah untuk mengambil nomor urutan dan transaksi.
Terakhir pada pos ketiga yang terletak persis depan gerai Subway bagi mereka yang sudah mendapatkan nomor antrean dan menunggu giliran untuk masuk ke gerai Subway. “Maksimal masuk ke gerai Subway sepuluh orang,” kata salah satu petugas Subway pos kedua.
Baca berita selengkapnya di sini.<!--more-->
2. Wanda Hamidah Sedih Lihat Nasib Nasabah Bumiputera
Keluhkan klaim asuransi Prudential, aktris Wanda Hamidah menyinggung permasalahan yang dialami nasabah Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera.
"Sedih juga ngelihat kronologi para nasabah Bumiputera yang sampai saat ini nabung puluhan tahun, sampai saat ini tidak ada kejelasan," kata Wanda dalam video di Instagramnya, Kamis dini hari, 14 Oktober 2021.
Wanda menyinggung soal nasib nasabah Bumiputera ketika bercerita soal masalahnya dengan Prudential. Wanda kecewa dengan Prudential yang hanya menanggung biaya operasi anaknya sebesar Rp 10 juta dari total biaya Rp 50-60 juta. Padahal, selama lebih dari 12 tahun menjadi pemegang polis asuransi kesehatan perusahaan tersebut, ia tak pernah sekali pun alpa membayar premi.
Masalah yang dihadapinya dengan Prudential membuat Wanda berusaha merasakan apa yang dialami nasabah Bumiputera. "Lompat ke masalah Bumi Putera yang sampai saat ini enggak ada kejelasan, penggantian, sementara itu adalah hasil keringat (nasabah), saya merasakan juga gitu," kata dia.
Dalam kasus gagal bayar Bumiputera, ratusan pemegang polis Bumiputera memutuskan memulai upaya hukum dengan melakukan somasi massal kepada manajemen AJB Bumiputera dengan tembusan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2 September 2021.
Baca berita selengkapnya di sini.<!--more-->
3. Staf Sri Mulyani Jelaskan Utang Tersembunyi Rp 245 T Cina
Yustinus Prastowo, staf khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, mengklarifikasi laporan riset soal hidden debt atau utang tersembunyi dari Cina. Dalam riset ini, Indonesia dilaporkan terjerat utang tersembunyi kepada Cina sebesar US$ 17,28 miliar (sekitar Rp 245,7 triliun).
"Informasi yang disampaikan kurang tepat dan rawan digoreng hingga gosong. Itu bukan utang pemerintah, tapi dikait-kaitkan," kata Prastowo lewat akun twitternya @prastow pada Jumat, 15 Oktober 2021.
AidData adalah laboratorium penelitian pengembangan internasional yang berbasis di William & Mary's Global Research Institute. Hidden debt pun muncul dalam laporan riset berjudul Banking on the Belt and Road yang diterbitkan AidData pada September 2021.
Adapun tumpukan utang US$ 17,28 miliar pun terkait dengan inisiatif proyek belt and road dari Cina. Selain itu, AidData juga menyoroti proyek kereta cepat yang bakal menjebak pemerintah dalam utang besar kepada Cina.
Prastowo lalu mengatakan bahwa utang tersembunyi versi AidData tidak dimaksudkan sebagai utang yang tidak dilaporkan atau disembunyikan. Akan tetapi, utang non pemerintah. "Tapi jika wanprestasi, beresiko menyerempet pemerintah," ujarnya.
Baca berita selengkapnya di sini.
Baca Juga: Hari Pertama Gerai Subway di Citos, Antrean Pembeli Mengular