Terkini Bisnis: 10 Daerah Penghasil Beras Terbanyak, Menkes soal Vaksin Booster
Reporter
Tempo.co
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 7 Oktober 2021 18:10 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita terkini ekonomi dan bisnis hingga Kamis petang, 7 Oktober 2021, dimulai dari daftar sepuluh provinsi penghasil beras terbanyak di Indonesia.
Berikutnya ada berita tentang sejumlah nasabah yang mengadukan telah tertipu asuransi yang menjual unit link dan penjelasan soal perusahaan cangkang. Lalu ada berita tentang profil Sam Bankman-Fried yang masuk daftar orang terkaya Forbes karena kripto dan pernyataan Menteri Kesehatan soal vaksin booster.
Kelima topik tersebut paling banyak menyedot perhatian pembaca di kanal Bisnis Tempo.co. Berikut selengkapnya lima berita bisnis yang trending tersebut:
1. 10 Provinsi Penghasil Beras Terbesar di Indonesia
Beras merupakan salah satu makanan pokok masyarakat Indonesia. Hal ini didukung dengan luasnya lahan sawah yang ada di setiap provinsi di Indonesia. Beberapa wilayah pun menjadi penghasil beras terbesar. Besaran produksi beras ini dihitung berdasarkan keseluruhan hasil panen dalam bentuk gabah kering giling (GKG).
Mengutip dari Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang Januari hingga Mei 2021 produksi beras di Indonesia mencapai 17,51 juta ton. Jumlah tersebut diakumulasi dari berbagai wilayah.
Simak lebih jauh tentang produsen beras di sini.
<!--more-->
2. Ke DPR, Nasabah Korban Unit Link Beberkan Berbagai Modus Penipuan Asuransi
Sejumlah nasabah produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau sering disebut unit link yang merasa dirugikan oleh perusahaan asuransi jiwa pada hari ini menemui anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
Mereka mengadukan sejumlah masalah yang dihadapi, khususnya terkait praktik pemasaran oleh industri asuransi yang mengarah ke mis-selling dan mencurangi calon nasabah. Komunitas Korban Asuransi yang mewakili lebih dari 200 orang anggota itu menuntut adanya reformasi di industri asuransi.
Koordinator Komunitas Korban Asuransi Maria Trihartati berharap DPR menindaklanjuti pengaduan ini dengan memanggil pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan terus bertambahnya korban, otoritas dinilai tidak lagi mampu melindungi kepentingan warga negara Indonesia.
Simak lebih jauh tentang unit link di sini.
3. Skandal Pajak Pandora Papers, Apa Itu Perusahaan Cangkang?
Majalah Tempo edisi pekan ini kembali menurunkan laporan soal perusahaan-perusahaan cangkang yang dimiliki orang-orang kaya di Indonesia.
Bila sebelumnya ada dokumen Panama Papers, kali ini Pandora Papers menguak nama-nama besar, orang kaya dan petinggi negara menggunakan perusahaan cangkang.
Dokumen Pandora Papers memuat nama-nama besar, orang kaya dan pejabat tinggi negara, yang mempunyai atau terkait dengan perusahaan cangkang itu dinamai Pandora Papers.
Simak lebih jauh tentang Pandora Papers di sini.
<!--more-->
4. Profil Sam Bankman-Fried, Anak Muda Terkaya dari Kripto Berharta Rp 320 Triliun
Pendiri FTX, Sam Bankman-Fried, masuk ke dalam daftar orang terkaya yang dirilis oleh Forbes dengan total harta US$ 22,5 miliar atau sekitar Rp 320 triliun (asumsi kurs Rp 14.212 per dolar AS). Pundi-pundi kekayaan yang dikumpulkannya sebelum berusia 30 tahun itu didapat dari kripto.
Padahal, sebelumnya Bankman-Fried tak pernah benar-benar percaya pada aset digital tersebut. Bahkan, empat tahun yang lalu, ia belum memiliki satu Bitcoin pun.
Tapi kini, di usianya yang belum genap 39 tahun tersebut, Sam Bankman-Fried masuk ke dalam Forbes 400 tahun ini dan berada di urutan ke-32. Sebelumnya, namanya juga masuk dalam daftar Forbes 2021 30 Under 30 dalam kategori keuangan.
Simak lebih jauh tentang kripto di sini.
5. Soal Vaksin Booster Covid-19, Menkes: Kalau Mau, Pergi Saja ke Amerika
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengomentari soal perlu tidaknya vaksin dosis ketiga atau vaksin booster Covid-19. Menurut dia, praktik suntikan ketiga itu benar secara klinis, namun kurang etis untuk saat ini lantaran pasokannya yang terbatas.
Ia pun berkelakar bahwa orang yang ingin mendapat vaksin booster bisa pergi ke Amerika Serikat dan disuntik di sana, sehingga tidak menggunakan jatah vaksin di dalam negeri.
"Kalau mau ya pergi aja ke Amerika, suntik aja ke sana. You do clinically and ethically right. Karena enggak pakai jatah yang di sini kan. Kasihan ada yang belum dapat," ujar Budi dalam webinar, Kamis, 7 Oktober 2021.
Simak lebih jauh tentang vaksin booster di sini.