Efisiensi, Anak Usaha Garuda Tak Buka Rekrutmen untuk Gantikan Pegawai Pensiun

Jumat, 20 Agustus 2021 16:10 WIB

Pekerja teknik PT GMF AeroAsia berada di hanggar 4 milik Garuda Indonesia yang baru diresmikan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, 28 September 2015. Pembuatan Hanggar terbesar di dunia tersebut memiliki nilai investasi mencapai US$ 60 juta atau setara dengan Rp 879,3 miliar. AP Photo

TEMPO.CO, Jakarta – Anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, GMF AeroAsia, tidak membuka rekrutmen pegawai baru selama pandemi Covid-19. Upaya itu dilakukan untuk mengefisienkan belanja perusahaan di tengah menurunnya kinerja industri penerbangan.

“Saat ini efisiensi hanya jumlah pegawai yang berkurang karena pensiun normal tidak dilakukan penggantian,” ujar Direktur Utama GMF Andi Fahrurrozi dalam konferensi pers, Jumat, 20 Agustus 2021.

Selain tidak merekrut pegawai untuk menggantikan posisi awak perusahaan yang pensiun, GMF melakukan perampingan dari sisi struktur manajemen. Kendati begitu, Andi memastikan perseroan tetap mempertahankan pegawai tetapnya.

Andi menjelaskan pandemi Covid-19 menyebabkan kinerja bisnis penerbangan merosot. Bisnis penerbangan diproyeksikan baru mulai pulih pada 2024 sesuai dengan asumsi Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional atau IATA.

Di tengah kondisi yang serba tidak pasti, GMF pun melakukan sejumlah upaya efisiensi. Di antaranya, perusahaan menurunkan biaya material dan subkontrak. “Kami melakukan negosiasi dengan beberapa vendor untuk mengamandemen sejumlah kontrak menyesuaikan dengan situasi saat ini,” ujar Andi.

Dari negosiasi tersebut, manajemen berharap biaya subkontrak dapat berkurang. Sedangkan untuk kerja sama material dengan beberapa customer, GMF lebih selektif dan efisien dalam melakukan pengadaan tanpa mengurangi kualitas.

“Kami juga melakukan penghematan dengan restrukturisasi fasilitas pendanaan sehingga tekanan terhadap cash flow berkurang,” kata Andi.
<!--more-->
Guna mendorong kinerja GMF, manajemen memfokuskan bisnis perusahaan pada perawatan mesin pesawat untuk segmen pertahanan yang frekuensi penerbangannya tidak terdampak penurunan jumah penumpang. Andi menyebut GMF telah menjalin kontrak kerja sama perawatan untuk pesawat milik TNI AU, bahkan pesawat kepresidenan.

Perusahaan pun melakukan perluasan bisnis di segmen perawatan industrial gas turbin engine. Untuk bidang non-aviasi ini, GMF menjalin kerja sama dengan Pertamina, PLN, dan perusahaan-perusahaan swasta lainnya.

Andi berharap kinerja perusahaan melaju ke jalur positif pada tahun ini. Adapun pada tahun lalu, anak usaha Garuda ini membukukan pendapatan sebesar US$ 268,3 juta.

Baca juga: Anak Usaha Garuda Dapat Kontrak Perawatan Pesawat Kepresidenan hingga TNI AU

Berita terkait

Tips Bepergian Naik Pesawat dengan Hewan Peliharaan

10 jam lalu

Tips Bepergian Naik Pesawat dengan Hewan Peliharaan

Tak semua maskapai penerbangan membolehkan penumpang bawa hewan peliharaan, pastikan tahu berikut sebelum beli tiket.

Baca Selengkapnya

Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

11 jam lalu

Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

Kementerian Perhubungan memutuskan hanya ada 17 bandar udara yang berstatus bandara internasional dari semula 34 buah.

Baca Selengkapnya

Bandara Internasional Dipangkas, INACA: Semua Bandara Dapat Hidup, Terjadi Pemerataan Pembangunan

13 jam lalu

Bandara Internasional Dipangkas, INACA: Semua Bandara Dapat Hidup, Terjadi Pemerataan Pembangunan

Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja angkat bicara soal pengurangan jumlah bandara internasional di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional, Apa Bedanya dengan Bandara Domestik?

15 jam lalu

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional, Apa Bedanya dengan Bandara Domestik?

Keberadaan bandara internasional terkadang menjadi kebanggaan tersendiri bagi suatu wilayah.

Baca Selengkapnya

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

23 jam lalu

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Maskapai Garuda Indonesia belum ada rencana menambah perjalanan internasional dari bandara yang lain.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Pastikan Bandara Domestik Tetap Bisa Melayani Penerbangan Luar Negeri, Asal...

1 hari lalu

Kemenhub Pastikan Bandara Domestik Tetap Bisa Melayani Penerbangan Luar Negeri, Asal...

Bandara yang statusnya diubah dari internasional menjadi domestik masih dimungkinkan untuk kembali berubah.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Jelaskan Alasan Pangkas Bandara Internasional Jadi 17

1 hari lalu

Kemenhub Jelaskan Alasan Pangkas Bandara Internasional Jadi 17

Kemenhub memangkas sejumlah bandara internasional yang dinilai belum memanfaatkan perjalanan internasional.

Baca Selengkapnya

Tidak Berstatus Internasional, Bandara Adi Soemarmo tetap Layani Penerbangan Haji 2024

2 hari lalu

Tidak Berstatus Internasional, Bandara Adi Soemarmo tetap Layani Penerbangan Haji 2024

Bandara Adi Soemarmo Solo tidak lagi menyandang status sebagai bandara internasional. Tapi tetap layani penerbangan haji.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional, Berikut Daftarnya

3 hari lalu

Kemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional, Berikut Daftarnya

Kemenhub akan terus mengevaluasi penataan bandara secara umum, termasuk bandara internasional.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya