Pekerja teknik PT GMF AeroAsia berada di hanggar 4 milik Garuda Indonesia yang baru diresmikan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, 28 September 2015. Pembuatan Hanggar terbesar di dunia tersebut memiliki nilai investasi mencapai US$ 60 juta atau setara dengan Rp 879,3 miliar. AP Photo
TEMPO.CO, Jakarta – Anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, GMF AeroAsia, tidak membuka rekrutmen pegawai baru selama pandemi Covid-19. Upaya itu dilakukan untuk mengefisienkan belanja perusahaan di tengah menurunnya kinerja industri penerbangan.
“Saat ini efisiensi hanya jumlah pegawai yang berkurang karena pensiun normal tidak dilakukan penggantian,” ujar Direktur Utama GMF Andi Fahrurrozi dalam konferensi pers, Jumat, 20 Agustus 2021.
Selain tidak merekrut pegawai untuk menggantikan posisi awak perusahaan yang pensiun, GMF melakukan perampingan dari sisi struktur manajemen. Kendati begitu, Andi memastikan perseroan tetap mempertahankan pegawai tetapnya.
Andi menjelaskan pandemi Covid-19 menyebabkan kinerja bisnis penerbangan merosot. Bisnis penerbangan diproyeksikan baru mulai pulih pada 2024 sesuai dengan asumsi Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional atau IATA.
Di tengah kondisi yang serba tidak pasti, GMF pun melakukan sejumlah upaya efisiensi. Di antaranya, perusahaan menurunkan biaya material dan subkontrak. “Kami melakukan negosiasi dengan beberapa vendor untuk mengamandemen sejumlah kontrak menyesuaikan dengan situasi saat ini,” ujar Andi.
Dari negosiasi tersebut, manajemen berharap biaya subkontrak dapat berkurang. Sedangkan untuk kerja sama material dengan beberapa customer, GMF lebih selektif dan efisien dalam melakukan pengadaan tanpa mengurangi kualitas.
“Kami juga melakukan penghematan dengan restrukturisasi fasilitas pendanaan sehingga tekanan terhadap cash flow berkurang,” kata Andi. <!--more--> Guna mendorong kinerja GMF, manajemen memfokuskan bisnis perusahaan pada perawatan mesin pesawat untuk segmen pertahanan yang frekuensi penerbangannya tidak terdampak penurunan jumah penumpang. Andi menyebut GMF telah menjalin kontrak kerja sama perawatan untuk pesawat milik TNI AU, bahkan pesawat kepresidenan.
Perusahaan pun melakukan perluasan bisnis di segmen perawatan industrial gas turbin engine. Untuk bidang non-aviasi ini, GMF menjalin kerja sama dengan Pertamina, PLN, dan perusahaan-perusahaan swasta lainnya.
Andi berharap kinerja perusahaan melaju ke jalur positif pada tahun ini. Adapun pada tahun lalu, anak usaha Garuda ini membukukan pendapatan sebesar US$ 268,3 juta.