TEMPO.CO, Jakarta – Anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, yakni GMF AeroAsia, kembali memperoleh kontrak perawatan untuk pesawat Boeing Business Jet atau BBJ Kepresidenan. Kontrak ini merupakan salah satu diversifikasi bisnis GMF selain maintenance pesawat-pesawat komersial.
“Tahun ini kami memperoleh kontrak dari Setneg (Sekretariat Negara) untuk perawatan pesawat BBJ Kepresidenan,” ujar Direktur Utama GMF Andi Fahrurrozi dalam konferensi pers, Jumat, 20 Agustus 2021.
Di samping perawatan pesawat kepresidenan, GMF memperoleh kontrak langsung dari Kementerian Pertahanan dan TNI AU. Dari Kementerian Pertahanan, GMF mendapatkan pekerjaan memodifikasi center wing box delapan unit pesawat C-130 Hercules.
Pesawat pertama akan masuk ke hanggar GMF pada tahun ini. Adapun dari perawatan tersebut, GMF memperoleh nilai kontrak dengan Kementerian Pertahanan sebesar US$ 80 juta. “Itu kontribusinya sangat besar untuk GMF,” kata Andi.
Sedangkan untuk kontrak dengan TNI AU, GMF memperoleh penugasan untuk merawat beberapa mesin ganda jenis CFM56-3C1, mendukung servis komponen, serta merawat material untuk pesawat Boeing 737.
GMF mencatat pandemi Covid-19 menyebabkan kinerja bisnis penerbangan menurun. Proyeksi pertumbuhan bisnis penerbangan diprediksi baru mulai pulih pada 2024.
Untuk menekan dampak dari penurunan kinerja, GMF pun memfokuskan bisnis ke perawatan industri pertahanan. GMF juga melebarkan bisnis ke sektor non-aviasi, seperti melakukan perawatan generator dan turbin untuk pembangkit listrik milik PLN serta Pertamina.
Tahun ini, anak usaha Garuda itu memperkirakan pendapatan perseroan tumbuh positif. Adapun EBITDA perseroan per kuartal I 2021 sebesar US$ 2,6 juta dan pendapatan tahunan pada 2020 sebesar US$ 268,3 juta.
Baca juga: Trafik Penerbangan Mulai Naik, GMF Yakin Bangkit pada Semester II 2020