Sri Mulyani Ungkap Cara Agar Indonesia Keluar dari Middle Income Trap

Rabu, 4 Agustus 2021 13:42 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam acara diskusi Tempo bertajuk "Perempuan Penggerak Ekonomi di Masa Pandemi", Jumat, 23 April 2021. (TEMPO)

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia saat ini adalah middle income country. Di mana lebih dari 190 negara di dunia mayoritas berhenti di middle income atau disebut fenomena middle income trap.

"Tidak banyak negara di dunia ini, kurang dari 20 yang bisa menembus middle income trap itu. Ini adalah tantangan nyata kalau kita percaya sebagai makhluk yang melihat evidence base," kata Sri Mulyani dalam webinar CSIS, Rabu, 4 Agustus 2021.

Dia mengatakan fenomena middle income trap itu, sudah dipelajari dan diketahui apa yang menyebabkan negara berhenti pada level middle income. Pertama, kata dia, adalah kualitas sumber daya manusia.

Dia melihat negara yang mampu untuk menginvestasikan dan mampu meningkatkan kualitas SDM akan identik dengan negara yang terus meningkatkan produktivitas dan inovasi. Menurutnya, itu adalah kunci untuk naik ke high income country.

"Tidak banyak negara yg bisa menyelesaikan tantangan SDM ini, meski pun mereka recognize bahwa SDM itu penting," ujarnya.

Advertising
Advertising

Dalam pengembangan SDM, kata dia yang paling penting yaitu pendidikan, kesehatan, dan jaminan sosial.

Dia menuturkan anggaran pendidikan Indonesia sudah meningkat sesuai amanat konstitusi yang sudah diamandemen sebesar 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Dalam beberapa tahun terakhir ini anggaran pendidikan ada di Rp 500 triliun.

Namun tidak semua anggaran ada di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, namun juga terbagi ke Kementerian Agama, lembaga-lembaga penelitian, dan sebagian besar didelegasikan ke daerah dalam bentuk biaya operasi sekolah dan gaji guru.

"Kalau pun kita sepakat SDM pendidikan penting, mestinya kita tidak berhenti hanya dengan mengatakan anggarannya besar dan itu pasti dijamin menyelesaikan masalah, ternyata tidak," kata dia.

Maka itu, kata Sri Mulyani, perlu bekerja sebagai suatu bangsa agar komitmen konstitusi 20 persen bisa diterjemahkan dalam bentuk kualitas pendidikan Indonesia yang menghasilkan manusia produktif, inovatif, berkarakter kebangsaan, dan akan menjadi manusia-manusia yang bisa membawa Indonesia adil dan makmur seperti yang dicita-citakan.

Kedua, kata dia, perlu pengembangan di bidang kesehatan. Karena pandemi, Indonesia melakukan realokasi anggaran cukup banyak ke kesehatan. Anggaran kesehatan itu terbagi di berbagai bentuk, seperti BPJS Kesehatan, perkuatan Puskesmas, tenaga kesehatan, dan keseluruhan kemampuan untuk memberikan layanan dasar.

"Ini masih jadi PR yang luar biasa. Reform di bidang pendidikan dan kesehatan adalah dua core utama untuk kita bisa menembus middle income trap," ujar dia. Ketiga, kata dia, dalam pengembangan SDM juga perlu jaminan sosial.

Baca Juga: Pandemi, Sri Mulyani Sebut Masyarakat Digerojoki Informasi Menyesatkan

Berita terkait

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

3 jam lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

6 jam lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

15 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

2 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

2 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

2 hari lalu

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

2 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya