Menteri Keuangan Sri Mulyani didampingi Wamenkeu Suahasil Nazara mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu, 26 Agustus 2020. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menegaskan tidak akan mengubah perkiraan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021, kendati ekonomi terancam kembali melambat setelah lonjakan kasus Covid-19 saat ini.
Menurut Suahasil, APBN sangat fleksibel sehingga ada beberapa anggaran yang bisa dialihkan dan dihemat. "Karena itu, secara keseluruhan kita akan melihat defisit akan tetap di 5,7 persen sekitar itu," ungkap dia Jumat, 2 Juli 2021.
Kemarin, Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dimulai pada Sabtu 3 Juli hingga Selasa, 20 Juli 2021. PPKM darurat diperkirakan memperlambat laju perekonomian.
Adapun perkiraan defisit APBN secara resmi akan dibicarakan pada outlook APBN semester II 2021 yang akan disampaikan ke DPR.
Terkait dengan dukungan dari BI, Suahasil menuturkan burden sharing akan tetap berlangsung. BI akan tetap menjadi standby buyer di pasar primer.
"Kita akan melihat komposisi pembiayaan yang perlu dilakukan pemerintah, kemudian bagaimana respons dari pasar terkait kebutuhan tersebut," ujarnya. <!--more--> Tahun ini, defisit APBN ditetapkan mencapai 5,7 persen dari Produk Domestik Bruto atau sebesar Rp 1.006,4 triliun.
Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit APBN mencapai Rp 138,1 triliun hingga akhir April 2021. Nilai itu setara dengan 0,83 persen terhadap produk domestik bruto atau PDB.
Defisit tersebut lebih besar dibandingkan kondisi pada April 2020 yang sebesar Rp 74,4 triliun atau 0,48 persen PDB.
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
18 jam lalu
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.