TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN mencapai Rp 138,1 triliun hingga akhir April 2021. Nilai itu setara dengan 0,83 persen terhadap produk domestik bruto atau PDB.
"Defisit kita Rp 138,1 triliun, juga relatif kecil. Ini akan kita coba jaga tanpa mengganggu tren pemulihan ekonomi kita," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat, Senin, 24 Mei 2021.
Defisit tersebut lebih besar dibandingkan kondisi pada April 2020 yang sebesar Rp 74,4 triliun atau 0,48 persen PDB.
Dia mengatakan pendapatan negara hingga terealisasi Rp 585 triliun pada April 2021. Jumlah itu tumbuh 6,5 persen dibanding April 2020. Jika dibandingkan target APBN 2021 yang sebesar Rp 1.743,6 triliun, realisasi itu 33,5 persen.
Sedangkan belanja negara terealisasi Rp 723 triliun. Angka ini tumbuh 15,9 persen dari periode yang sama tahun lalu. Nilai itu 26,3 persen dari target Rp 2.750 triliun.
Dia mengatakan belanja negara jadi instrumen powerful dorong pemulihan."Bahkan belanja pemerintah pusat tumbuh 28 persen dan belanja kementerian atau lembaga tumbuh 37 persen," ujarnya.
Adapun keseimbangan primer defisit pada April 2021 sebesar Rp 36,4 triliun atau mencapai 5,7 persen dari target tahun ini yang minus Rp 633,1 triliun. Defisit itu tumbuh 297,6 persen dibandingkan tahun lalu.
Baca Juga: Impor Bahan Baku Naik, KSP Sebut Sinyal Ekonomi Pulih Semakin Jelas