Didik Rachbini Kritik Anggaran Alutsista Rp 1.700 Triliun: Tak Masuk Akal Sehat
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 3 Juni 2021 10:59 WIB
Di situ, tertulis untuk akuisisi alpalhankam sebesar US$ 79.099.625.314. Lalu, pembayaran bunga tetap selama 5 renstra US$ 13.390.000.000 dan dana kontijensi serta pemeliharaan dan perawatan alpalhankam US$ 32.505.274.686.
Pasal 3 ayat 3 dijelaskan bahwa dari kebutuhan anggaran senilai US$ 124.995.000.000, telah teralokasi sejumlah US$ 20.747.882.720 pada daftar rencana pinjaman luar negeri jangka menengah khusus tahun 2020-2024. Pasal 3 ayat 4 dijelaskan selisih dari renbut sejumlah US$ 104.247.117.280 yang akan dipenuhi pada renstra Tahun 2020-2024.
Sebelumnya kritik soal anggaran alutsista juga dilontarkan oleh Guru Besar Emeritus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Emil Salim. Menurut Emil, rakyat saat ini sedang bergumul dengan pandemi Covid-19.
Selain itu, rakyat juga menghadapi krisis ekonomi yang masih merajalela. Sehingga, derita rakyat belum tertanggulangi. "Urgenkah belanja senjata ABRI SEKARANG," kata Emil lewat akun twitter resmi @emilsalim2020 pada Rabu, 2 Juni 2021. "Adakah studi kelayakannya dan rencana utuh di Bappenas?"
Selang sehari, Emil kembali mencuit soal alutsista. Ia menyoroti bahwa pada abad ke-21 ditandai dengan peralihan teknologi persenjataan konvensional ke industri berbasis artificial intelligence.
"Agar RI tidak jadi 'kawasan buangan senjata konvensional yg usang & banyak diobral', kita perlu konsep strategi pertahanan & modern membangun ABRI abad ke21," ujar Emil Salim.
Terkait hal ini, Kementerian Pertahanan atau Kemenhan enggan mengonfirmasi anggaran sebesar Rp 1,7 kuadriliun tersebut, tapi hanya membenarkan skema pinjaman luar negeri.
"Pembiayaan yang dibutuhkan masih dalam pembahasan dan bersumber dari pinjaman luar negeri," ujar juru bicara Menteri Pertahanan Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak lewat keterangan tertulis, Senin, 31 Mei 2021.
Ia juga memastikan bahwa nilai anggaran pengadaan alutsista tersebut akan dipastikan agar tak membebani APBN. "Dalam arti, tidak akan mengurangi alokasi belanja lainnya dalam APBN yang menjadi prioritas pembangunan nasional," kata Dahnil.
BISNIS | FAJAR PEBRIANTO
Baca: Kritik Rencana Pengadaan Alutsista Rp 1.773 T, Emil Salim: Urgenkah?