IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI, Sri Mulyani: Karena Ketidakpastian
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 9 April 2021 17:29 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengomentari perubahan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia versi Dana Moneter Internasional atau IMF. Pasalnya, lembaga keuangan multilateral itu memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi 4,3 persen dari sebelumnya sebesar 4,8 persen.
"IMF merevisi ke bawah, buat kami semua prediksi ini sekarang ini selalu subject to uncertainty," ujar Sri Mulyani dalam Sarasehan Nasional, Jumat, 9 April 2021.
Ia menduga pertumbuhan ekonomi itu diperkirakan turun dengan berbagai asumsi, misalnya kecepatan vaksinasi, terjadinya gelombang ketiga Covid-19, dan lainnya. Untuk itu, dari sisi kebijakan, ia mengatakan pemerintah akan melakukan penyesuaian.
"Makanya tahun 2021 kita melakukan berbagai adjustment sesudah kita cukup berhasil untuk menahan kontraksi tidak terlalu dalam," ujar Sri Mulyani.
Contohnya saja pada 2020, kata Sri Mulyani, ketika sejumlah negara peers ekonominya terkontraksi pada kisaran 8-9 persen, Indonesia bisa menahan laju kontraksi tersebut di kisaran 2 persen. Di sisi lain, defisit APBN bisa dirancang relatif lebih kecil dari negara lain, yaitu di kisaran 6 persen.
"Situasi ini yang akan diakselerasi di 2021," ujar Sri Mulyani. Pada tahun ini, game changer dari situasi saat ini masih tetap vaksinasi. Sehingga program tersebut akan lebih diakselerasi.
<!--more-->
Hingga saat ini, ia mengatakan program vaksinasi sudah menyentuh kisaran 12-13 juta penduduk Indonesia. Bahkan, Sri Mulyani mengklaim Indonesia masuk sepuluh besar negara yang sudah melakukan vaksinasi paling banyak di dunia.
"Kita harus menjaga agar bisnis tetap bisa bertahan atau mulai pulih dan kita terus melakukan reformasi dibidang struktural," ujar dia. "Ini lah yang terus difokuskan pemerintah sehingga kita bisa bersama-sama dari sisi demand, supply, permintaan dan penawaran."
Sebelumnya, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi 4,3 persen dari sebelumnya sebesar 4,8 persen. Keputusan ini berbanding terbalik dengan pandangan IMF atas pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan tumbuh 6 persen, naik dari proyeksi Januari 2021 sebesar 5,5 persen.
IMF menegaskan peningkatan proyeksi pertumbuhan global pada tahun ini dan tahun depan digerakkan oleh negara maju, terutama Amerika Serikat (AS) yang diproyeksi tumbuh 6,4 persen tahun ini.
"Negara-negara maju lainnya, termasuk kawasan euro, juga akan pulih tahun ini, tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat di antara pasar negara berkembang dan negara berkembang," ujar Gita Gopinath, Kepala Ekonom dan Direktur Departemen Riset IMF, Selasa lalu.
CAESAR AKBAR | BISNIS
Baca: Kata Apindo Soal IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI