TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku usaha memperkirakan pemulihan konsumsi pasar domestik akan jauh lebih lambat dan kepercayaan investor sulit ditingkatkan seiring dengan terjadinya pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh International Monetary Fund atau IMF.
Menurut Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani, hal tersebut tidak lepas dari kepercayaan pasar domestik yang cukup sensitif terhadap perkembangan pandemi selama pandemi belum terkendali.
"Ini semua tercermin dalam proyeksi pertumbuhan yang disampaikan pelaku usaha pada akhir tahun lalu, yang kami perkirakan antara 3—5 persen, tergantung pada efektivitas dan kecepatan pengendalian pandemi pada tahun ini. Dengan demikian, kami tidak terlalu kaget dengan pemangkasan ini," ujarnya ketika dihubungi, Rabu, 7 April 2021.
Sebelumnya, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021, dari 4,8 persen menjadi 4,3 persen.
Namun, katanya, pelaku usaha tetap meyakini bahwa kebijakan yang diambil Pemerintah Indonesia untuk menggenjot ekonomi saat ini sudah di jalur yang tepat. Hanya, ujarnya, sangat disayangkan dampaknya tidak bisa sebaik yang diinginkan akibat kemampuan finansial pemerintah untuk memberikan stimulus juga sangat terbatas.
Strategi ke depannya, kata Shinta, harus ada peningkatan efisiensi pengendalian pandemi di masyarakat. Hal tersebut mutlak harus dilakukan dan menjadi prioritas dalam jangka pendek.