Usai Gempa Sulut, Pertamina: Listrik dari Lapangan Panas Bumi Lahendong Aman
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Sabtu, 23 Januari 2021 14:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - General Manager PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Lahendong Chris Toffel A.E.P memastikan fasilitas pembangkit listrik aman usai gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,1 pada Kamis lalu. Gempa tersebut terjadi di lautan utara pulau Sulawesi Utara.
Mengutip keterangan BMKG, titik episentrum gempa berjarak sekitar 478,89 km dari ibu kota Sulawesi Utara, Manado dan berjarak sekitar 465 kilometer dari Ternate, Maluku Utara. Gempa tersebut dirasakan warga di Kota Manado, Minahasa, Sangihe, Talaud, Bitung, Tomohon, dan Bolaang Mongondow Selatan.
PGE Area Lahendong yang beroperasi di wilayah Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa - Sulawesi Utara termasuk pada wilayah yang merasakan gempa tersebut.
Chris menjelaskan, setelah gempa, langsung dilakukan monitoring terhadap seluruh fasilitas produksi dan penunjang yang dikelola terkait pembangkitan listrik. "Setelah itu dapat kami pastikan seluruhnya dalam kondisi aman dan andal,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu, 23 Januari 2021.
Pembangkitan listrik yang dilakukan oleh PGE Area Lahendong dari energi panas bumi, menurut Chris, merupakan salah satu tulang punggung dalam suplai listrik di Sulawesi Utara dan Gorontalo.
Saat ini, dari lapangan uap panas bumi dan PLTP PGE Area Lahendong mampu menghasilkan listrik sebesar 120 MW yang berkontribusi sekitar 25-30 persen dari kebutuhan listrik masyarakat di Sulawesi Utara dan Gorontalo.
Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, perusahaan tetap bekerja optimal dalam menjaga kehandalan operasional pasokan uap dan listrik di Sulawesi Utara dan Gorontalo. "Sehingga puji syukur kami sampaikan pasokan listrik dari PGE Area Lahendong kami pastikan aman pasca gempa sulut tadi malam,” kata Chris.
Baca: Gempa 7,1 Magnitudo di Sulawesi Utara, Kemenhub Cek Kondisi 3 Bandara