Produsen Tempe Minta Bulog Impor Kedelai Lagi, Respons Kemendag?

Sabtu, 2 Januari 2021 16:01 WIB

Pengolahan kedelai di Malang, Jawa Timur. Foto: TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Harga bahan baku kedelai impor saat ini tengah mengalami kenaikan dan memberi dampak pada produsen tahu dan tempe di tanah air. Di tengah kondisi ini, muncul keinginan produsen agar impor kedelai dikembalikan kepada Perum Bulog.

Permintaan ini salah satunya datang dari Ketua Sahabat Pengrajin Tempe Pekalongan (SPTP) Indonesia, Mua'limin. Selama ini, kata dia, impor kedelai dilakukan langsung oleh swasta.

"Masalahnya, harga nggak bisa stabil," kata Mua'limin saat dihubungi di Jakarta, Sabtu, 2 Januari 2021.

Baca Juga: Harga Kedelai Meroket, Kemendag: Stok Cukup Hingga 3 Bulan Mendatang

Sebelumnya, Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifudin menyebut kenaikan harga kedelai impor ini merupakan dampak meredanya ketegangan antara Amerika Serikat dan Cina. Saat perang dagang kedua negara memanas, harga kedelai impor turun ke level Rp 6.000 per kilogram.

Advertising
Advertising

Kini setelah mereda, naik menjadi Rp 9.000 karena permintaan kedelai di Cina meningkat. Kementerian Perdagangan pun membenarkan hal ini. "Permintaan kedelai Cina naik 2 kali lipat," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Suhanto.

Suhanto mengatakan, Bulog memang pernah terlibat impor saat terjadi kelangkaan kedelai pada 2013. Tapi di akhir tahun tersebut, Kemendag pun membebaskan impor kedelai oleh siapapun, selain Bulog.

Keputusan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 45/M-DAG/KEP/8/2013 tanggal 28 Agustus 2013 ini merupakan Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24/M-DAG/PER/5/2013 tentang Impor Dalam Rangka Program Stabilisasi Harga Kedelai.

Semenjak keran impor dibebaskan, kata dia, praktis sebenarnya tidak ada masalah lagi dalam ketersediaan bahan baku kedelai. Sampai akhirnya terjadi kenaikan harga pada hari ini.

Tapi Suhanto menyebut ini hanya dampak dari Covid-19, arus logistik yang terganggu, dan permintaan dari Cina yang naik tersebut. Menurut dia, ini adalah hukum pasar yang terjadi ketika permintaan naik.

Sebab di sisi lain, impor kedelai pun bisa dilakukan siapapun karena tidak ada ketentuan Persetujuan Impor (PI). Sehingga, masalah impor ini sepenuhnya menjadi urusan importir.

Walau demikian, kata dia, Kemendag terus berkomunikasi dengan Gakoptindo untuk menjadi ketersediaan bahan baku. Di sisi lain, Kemendag juga terus mendorong produksi petani lokal untuk menutupi kekurangan impor. Tapi, masalah terjadi ini ada di Kementerian Pertanian.

Sementara itu, Syarifudin menyerahkan urusan impor kedelai ini kepada pemerintah dan importir, apakah lewat Bulog atau swasta. "Keinginan kami hanya supaya kebijakan yang ada menguntungkan pengrajin tempe tahu," kata dia.

Berita terkait

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

17 menit lalu

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan penyerapan jagung dari petani hingga kini masih terkendala.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

4 jam lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

5 jam lalu

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

Perum Bulog menyalurkan Bantuan Pangan Tahap II berupa beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

1 hari lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

1 hari lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

2 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

2 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

Mendag Zulkifli Hasan kembalikan aturan impor bahan baku industri. Apa alasannya? Begini bunyi Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

2 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Bea Masuk Barang Impor Disoal, YLKI juga Mendapat Aduan

3 hari lalu

Bea Masuk Barang Impor Disoal, YLKI juga Mendapat Aduan

Bea Cukai sedang disorot karena kasus bea masuk impor yang mahal. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengungkapkan ada sejumlah aduan serupa.

Baca Selengkapnya