Bos Pertamina Dorong Gasifikasi Batu Bara: Pemilihan Teknologi Jadi Kunci
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 10 Desember 2020 07:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyebutkan program gasifikasi batu bara merupakan upaya perusahaan untuk mengembangkan energi alternatif. Oleh karena itu, perusahaan pelat merah ini akan terus mengembangkan energi alternatif dengan bahan baku yang banyak terdapat di Indonesia tersebut sekaligus untuk mengurangi impor elpiji.
“Kami berupaya mengurangi impor BBM dan LPG untuk mengoptimalkan sumber daya alam sebagai bahan baku energi sehingga dapat mengurangi impor dan defisit neraca perdagangan," kata Nicke, Rabu, 9 Desember 2020.
Dengan banyaknya sumber daya yang dimiliki Indonesia dan teknologi yang tepat, menurut dia, program gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether menggantikan elpiji tidak akan menjadi isu lingkungan di Indonesia. "Pemilihan teknologi menjadi kunci,” ucap Nicke.
Meski begitu, Nicke menekankan pentingnya penerapan teknologi yang tepat dalam program ini sehingga dapat mengurangi dampak lingkungan yang dikhawatirkan dari penggunaan batu bara. Program ini perlu didukung oleh kepastian regulasi ke depan sehingga menjadi stimulus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, industri, dan menciptakan lapangan kerja di Indonesia.
Terkait hal ini, Pertamina menjalin kerja sama Bomba Grup melalui anak perusahaannya PT Berkah Bomba Energi, melakukan penandatangan nota kesepahaman kerja sama strategis gasifikasi batu bara menjadi produk DME (Dimethyl Ether).
<!--more-->
Nota kesepahaman gasifikasi batu bara ini dilaksanakan secara virtual dihadiri Direktur Pertamina, Nicke Widyawati beserta jajarannya, direksi PT Berkah Bomba Energi beserta jajarannya, dan direksi Indika Energi dan Adaro yang disaksikan oleh Dirjen Minerba Kementerian ESDM, Ridwan Djamaluddin.
CEO PT Berkah Bomba Energi, Todotua Pasaribu mengatakan pihaknya sangat mendukung upaya untuk mengurangi ketergantungan impor elpiji dan menjaga ketahanan energi melalui pengembangan diversifikasi bisnis energi. “Kami berkomitmen untuk pengembangan ini, seiring keinginan untuk memajukan daerah terutama di kawasan Sumatera Selatan,” kata Todotua.
Bomba Grup memiliki unit usaha coal, plantation, power plant, dan properti yang fokus di wilayah Sumatera Selatan.
Sementara itu, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Ridwan Djamaluddin mengatakan kerja sama ini sangat strategis mengingat Indonesia memiliki cukup banyak potensi batubara berkalori rendah.
“Kami berharap program ini akan menjadi keunggulan kompetitif kita. Dengan gasifikasi batu bara, maka bisa menjadi substitusi impor. Dan kita juga berusaha menarik investasi lebih banyak, sehingga dapat mendatangkan ‘multiplier effect’,” kata Ridwan.
ANTARA
Baca: Sri Mulyani Kembali Masuk ke Daftar 100 Wanita Paling Berpengaruh Versi Forbes