Sri Mulyani Sebut Rasio Pajak RI Terus Terun, Apa Sebabnya?
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Selasa, 8 Desember 2020 18:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakann dalam sepuluh tahun terakhir penerimaan pajak Indonesia, apabila dilihat dari rasio pajak terhadap PDB, terus mengalami penurunan.
"Sehingga, upaya kita untuk terus mengembalikan penerimaan negara agar makin meningkat adalah upaya yang heroik," ujar dia dalam acara Tempo Country Contributor Award 2020, Selasa, 8 Desember 2020.
Sri Mulyani mengatakan turunnya rasio pajak Indonesia dalam sepuluh tahun ini dapat dijelaskan. Beberapa penyebabnya antara laun adalah penurunan harga komoditas secara tajam setelah terjadinya guncangan global ekonomi pada 2008-2009 lalu.
Guncangan itu sebenarnya sempat diikuti ledakan komoditas atau comodity boom sedikit, sebelum akhirnya kembali merosot sejak 2014 hingga sekarang.
"Dilihat dari harga-harga komoditas kita melihat tren penurunan itu seiring dengan perkembangan ekonomi global dan sekarang ekonomi global masuk ke dalam zona resesi," ujar dia.
Meskipun demikian, ia mengatakan tidak semua penurunan penerimaan pajak terjadi akibat harga komoditas atau pelemahan ekonomi. Ada faktor yang harus diperbaiki pemerintah dalam proses administrasi dan melaksanakan kebijakan perpajakan.
<!--more-->
Pasalnya, Sri Mulyani melihat Indonesia memiliki tax gap yang besar. Artinya pajak yang seharusnya bisa dipungut ternyata tidak terkumpulkan. "ini akibat kebijakan maupun karena administrasi yang masih Perlu diperbaiki," ujar dia.
Untuk itu, ia menilai reformasi perpajakan menjadi sangat sangat penting. Terlebih, di masa pandemi ini Indonesia menghadapi tantangan defisit yang melonjak dan harus segera disehatkan kembali.
Upaya menyehatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja negara, kata Sri Mulyani, salah satunya adalah dengan memulihkan penerimaan pajak Indonesia. Penerimaan itu pun nantinya akan dipergunakan untuk pembangunan di Indonesia.
"kita masih punya sumber daya manusia yang perlu untuk ditingkatkan pendidikan, kesehatan, dan skillnya; infrastruktur yang belum sepenuhnya terbangun; berbagai peningkatan yang perlu untuk kita perbaiki; kesehatan pendidikan jaring pengaman sosial; dan juga kalau kita lihat sektor-sektor yang masih perlu untuk dipulihkan produktivitasnya," tuturnya.
Baca: Vaksin Covid-19 Tiba, Sri Mulyani: Ini Jadi Game Changer Kita
CAESAR AKBAR