Sri Mulyani: Rp 128,53 M Digelontorkan untuk Premi Asuransi Petani dan Peternak

Reporter

Caesar Akbar

Rabu, 18 November 2020 16:25 WIB

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat memberikan keterangan pers tentang realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 per akhir Oktober 2019 di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin, 18 November 2019. Sri juga menyampaikan, realisasi belanja negara tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp 1.121,1 triliun atau 68,6 persen dari target APBN dan alami pertumbuhan secara tahunan sebesar 4,3 persen, ini lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2018 yakni 19,6 persen. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah hingga 11 November 2020 telah menggelontorkan dana sekitar Rp 128,53 miliar untuk membayar premi asuransi pertanian dan peternakan.

"Hingga 11 November 2020, untuk dua asuransi kami telah bayar Rp 116,3 miliar untuk 807,8 ribu hektare sawah padi yang masuk ke dalam asuransi petani dan Rp 12,23 miliar untuk 76,46 ribu ekor sapi untuk peternak," ujar dia dalam webinar, Rabu, 18 November 2020.

Dia mengatakan pemerintah tengah menggenjot pembentukan asuransi pertanian melalui bantuan premi untuk partisipasi asuransi pertanian sebesar 80 persen untuk Rp 144 ribu per hektare per musim tanam. Adapun nilai tanggungannya adalah petani mendapatkan Rp 6 juta per hektare per musim.

Ia menilai asuransi untuk usaha tani padi ini adalah kepastian yang sangat besar bagi petani yang kerap dihadapkan dengan ketidakpastian. Karena itu, asuransi pertanian yang 80 persen preminya dibayarkan oleh pemerintah dinilai akan sangat membantu petani dalam menjaga kepastian usaha mereka.

Adapun untuk sapi dan kerbau, ujar Sri Mulyani, preminya adalah Rp 160 ribu per ekor dengan nilai tanggungan Rp 10 juta. "Seluruh upaya ini tujuannya kesejahteraan petani dan peternak agar tidak rapuh karena berbagai hal."

Selain asuransi, pemerintah menggelontorkan bantuan langsung tunai untuk masyarakat di perdesaan, khususnya yang bekerja sebagai petani, buruh tani, nelayan, dan buruh nelayan. Sedikitnya, lebih dari 8 juta masyarakat desa mendapat bantuan itu, 7,3 juta penerima adalah petani, buruh tani, nelayan, dan buruh nelayan. "Mereka adalah 92 persen dari penerima BLT di tingkat perdesaan," ujar dia.
<!--more-->
Di samping itu, pemerintah memberikan bantuan melalui kredit usaha rakyat. Untuk tahun ini, target KUR adalah sebesar Rp 190 triliun, meningkat dari 2019 yang sebesar Rp 140 triliun. Pemerintah juga menyiapkan skema KUR supermikro untuk pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja atau ibu rumah tangga yang memulai usaha produktif.

"Dengan berbagai dukungan itu, pemerintah berharap kinerja sektor pertanian, perikanan, dan peternakan akan tetap terjaga. Dan ini kita terus lakukan untuk memulihkan ekonomi nasional," tutur Sri Mulyani.

CAESAR AKBAR

Baca juga: Sri Mulyani Sebut Omnibus Law Sebagai Reformasi Ambisius di Masa Krisis

Berita terkait

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

7 jam lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

12 jam lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

14 jam lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

1 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

3 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

3 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya