SMF Tawarkan Efek Beragun Aset untuk Investor Institusi Dana Pensiun

Kamis, 5 November 2020 13:51 WIB

Karyawan tengah melintas di depan layar pergerakan Indek Saham Gabungan di lantai Bursa, Jakarta, Jumat, 9 Oktober 2020. Indeks harga saham gabungan terpantau kembali ke zona merah dengan pelemahan 0,17 persen atau 5,4 poin ke level 5.033,74 di akhir perdagangan sesi I. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) membidik investor dari institusi dana pensiun untuk menanamkan modal salah satunya pada instrumen Efek Beragun Aset (EBA). Alasannya instrumen tersebut bersifat jangka panjang.

“Kami tawarkan calon investor instrumen relatif aman yang juga memberikan return kompetitif,” kata Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo dalam webinar terkait instrumen investasi aman di Jakarta, Kamis 5 November 2020.

Menurut dia, BUMN di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) itu menerbitkan sejumlah instrumen investasi mulai dari EBA Surat Partisipasi, obligasi, hingga surat utang jangka menengah (MTN).

Tujuan penerbitan itu, lanjut dia, sebagai sumber dana untuk membiayai proyek di antaranya pembangunan perumahan bagi masyarakat berpendapatan rendah melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Tawaran dari SMF itu mendapat sambutan positif dari Perkumpulan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (PDPLK) karena peluangnya besar.

Advertising
Advertising

Ketua Umum PDPLK Nur Hasan Kurniawan dalam kesempatan yang sama mengatakan dana pensiun menanamkan dananya pada instrumen investasi yang diperbolehkan oleh regulator yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK) seperti dalam 17 jenis investasi dana pensiun, termasuk EBA.

<!--more-->

Namun, lanjut dia, porsi investasi DPLK dalam Kontrak Investasi Kolektif (KIK) EBA masih terbilang kecil hanya 0,13 persen atau hanya mencapai Rp123,59 miliar per Agustus 2020.

Sedangkan mayoritas DPLK diinvestasikan dalam instrumen tradisional seperti deposito berjangka, Surat Berharga Negara (SBN), obligasi korporasi, reksadana dan saham.

Padahal, lanjut dia, aset DPLK hingga Agustus 2020 mencapai Rp100,9 triliun atau tumbuh 12,3 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu.

Sedangkan apabila digabung aset DPLK dengan Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) per Juni 2020 mencapai total Rp286,76 triliun dengan jumlah yang diinvestasikan dalam EBA baru mencapai Rp553,5 miliar.

“Dari 24 DPLK dalam asosiasi, mungkin baru satu dua yang punya EBA, belum semuanya mengetahui EBA ini apa, manfaat bagi peserta apa,” katanya. Ia menambahkan institusi dana pensiun perlu sosialisasi dan edukasi lanjutan terkait EBA

Baca: Ekonom: Pertumbuhan Investasi Bergantung Pemulihan Konsumsi Masyarakat

Berita terkait

Konsep Dana Pensiun dalam P2SK Rugikan Kaum Buruh

13 jam lalu

Konsep Dana Pensiun dalam P2SK Rugikan Kaum Buruh

Koordinator Advokasi BPJS Watch, Timboel Siregar menilai, UU No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK), merugikan kaum buruh.

Baca Selengkapnya

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

13 jam lalu

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah memprioritaskan pengusaha dalam negeri untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

3 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

3 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

4 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Dugaan Korupsi Dana Pensiun PT Bukit Asam, Kejati DKI Jakarta Kembali Tetapkan Satu Tersangka

4 hari lalu

Dugaan Korupsi Dana Pensiun PT Bukit Asam, Kejati DKI Jakarta Kembali Tetapkan Satu Tersangka

Total tersangka dugaan korupsi pengelolaan dana pensiun PT Bukit Asam yang telah ditahan oleh penyidik sebanyak enam orang.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

4 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Dilaporkan ke Polda Metro Jaya, Segini Harta Kekayaan dan Gaji Wakil Ketua KPK Itu

5 hari lalu

Alexander Marwata Dilaporkan ke Polda Metro Jaya, Segini Harta Kekayaan dan Gaji Wakil Ketua KPK Itu

Alexander Marwata mengaku tak ambil pusing dirinya dilaporkan Polda Metro Jaya. Ini harta kekayaan dan gajinya.

Baca Selengkapnya

Putusan MK Dinilai Beri Kepastian pada Investor, Ekonom BCA: Semoga Belanja Modal Meningkat

7 hari lalu

Putusan MK Dinilai Beri Kepastian pada Investor, Ekonom BCA: Semoga Belanja Modal Meningkat

Kepala Ekonom BCA David Sumual menilai putusan MK akan memberikan legitimasi atau kepastian hukum terhadap Pemilu.

Baca Selengkapnya

Airlangga Nilai Putusan MK Beri Kepastian bagi Investor

7 hari lalu

Airlangga Nilai Putusan MK Beri Kepastian bagi Investor

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal dampak putusan MK yang menolak seluruh gugatan sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya