Karena Alasan Ini, Indef Sebut RI Sudah Masuk Kondisi Resesi

Selasa, 25 Agustus 2020 20:25 WIB

Presiden Jokowi mengikuti KTT Luar Biasa G20 secara virtual bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani dari Istana Bogor, Kamis, 26 Maret 2020. KTT ini digelar secara virtual untuk menghindari penularan virus corona. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Iman Sugema mengatakan bahwa situasi perekonomian saat ini sejatinya telah masuk ke dalam kondisi resesi. Meskipun, secara data, pada tahun ini Indonesia baru satu kali mencatatkan pertumbuhan ekonomi negatif secara year-on-year, yaitu pada triwulan II 2020 yang tumbuh minus 5,32 persen.

"Realitasnya sekarang ini sudah resesi. Karena essentially, tidak perlu dua triwulan, apa bedanya sih satu triwulan dengan dua atau tiga triwulan. Yang paling penting adalah rata-rata satu tahun negatif atau enggak," ujar Iman dalam konferensi video, Selasa, 25 Agustus 2020.

Menurut Iman, selama masalah Covid-19 belum selesai pada akhir tahun ini, maka kondisi di tahun 2020 akan lebih buruk dari 2019. "Kalau lebih buruk artinya apa, resesi. No matter dua kuartal atau satu kuartal, enggak ada artinya itu. Yang penting adalah rata-rata sampai akhir tahun."

Iman menjelaskan secara konsensus, negara disebut masuk ke dalam kondisi resesi apabila dalam dua triwulan berturut-turut tumbuh negatif. Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi negatif 5,32 persen pada triwulan II 2020. Namun, kata dia, kalau pada triwulan III 2020 Indonesia tumbuh nol persen pun, secara rata-rata dua kuartal pertumbuhan ekonomi Tanah Air masih negatif.

"Apa bedanya kalau minus 5,32 persen di triwulan lalu, lalu nol persen di triwulan III, maka selama dua kuartal secara rata-rata masih minus katakanlah 2,7 persen. Itu kan enggak beda dengan kuartal II minus 2,7 dan kuartal III minus 2,7. Jadi secara ilmu ekonomi dan statistik enggak ada bedanya," tutur Iman.

<!--more-->

Iman menegaskan bahwa yang paling penting adalah melihat pertumbuhan ekonomi secara rata-rata pada tahun ini, apakah positif atau negatif di akhir 2020. "Kalau di triwulan III itu minus itu hanya konfirmasi saja. Realitasnya sekarang ini sudah resesi."

Senada dengan Iman, Ketua Center Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M. Rizal Taufikurahman pun mengatakan apabila meninjau per kuartal, agak sulit bagi Indonesia menghindari resesi pada tahun ini. Namun, pemerintah tetap harus memperbaiki dan meminimalisasi kondisi ini.

"Bukan karena sudah resesi lalu dibiarkan. Justru dorongan kebijakan fiskal yang selama ini sudah disiapkan pemerintah itu harus dioptimalkan dan diefektifkan," ujar Rizal.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2020 akan berada pada kisaran nol hingga minus 2 persen.

"Jadi untuk kuartal ketiga kita outlooknya adalah antara nol hingga negatif 2 persen. Kami lihat karena negatif 2 persen, tadi pergeseran dari pergerakan yang belum terlihat sangat sulit, meskipun ada beberapa yang sudah positif," ujar Sri Mulyani dalam konferensi video, Selasa, 25 Agustus 2020.

<!--more-->

Sri Mulyani melihat pemulihan ekonomi pada bulan Juli masih berlanjut, meskipun masih sangat rapuh. Namun demikian, perbaikan ekonomi tersebut tidak sebaik pada Juni 2020, salah satunya lantaran adanya pergeseran hari libur dan hari raya dibanding tahun lalu.

Dengan kondisi tersebut, Sri Mulyani memperkirakan pada keseluruhan tahun pertumbuhan ekonomi Tanah Air akan berada pada kisaran minus 1,1 hingga positif 0,2 persen. Kunci utama untuk mencapai pertumbuhan nol atau positif, ujar dia, adalah konsumsi dan investasi.

Baca juga: Indef Sebut Tiga Sektor Ini Berpotensi Paling Tertekan Bila Resesi

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

20 jam lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

5 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

5 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

6 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

7 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

7 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

8 hari lalu

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

8 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

9 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya