Proyek Konstruksi Mangkrak, Kinerja BUMN Karya Diprediksi Melorot
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rahma Tri
Selasa, 2 Juni 2020 05:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Terhentinya sejumlah aktivitas proyek konstruksi proyek di berbagai daerah akibat Covid-19 diperkirakan akan memukul kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor konstruksi.
Sejauh ini, sudah empat emiten BUMN Karya yang melaporkan perkiraan dampak pandemi terhadap kinerja perseroan melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Secara umum, pandemi membuat operasional perusahaan terbatas, terutama di wilayah yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Manajemen PT Adhi Karya (Persero) Tbk. melansir, pembatasan operasional telah terjadi selama 1 bulan—3 bulan. Kontribusi proyek terdampak mencapai 25 persen dari total pendapatan sehingga di akhir Maret 2020, Adhi Karya memprediksi laba bersih bakal turun 75 persen.
Pembatasan operasional ini diperkirakan akan turut mempengaruhi kemampuan perseroan membayar pokok utang jangka pendek sebesar Rp 4 triliun. Emiten bersandi saham ADHI itu lantas mengajukan perpanjangan atau roll over kepada perbankan atas cash loan (CL) dan non cash loan (NCL) yang jatuh tempo selama periode pandemi.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Parwanto Noegroho menyatakan belanja modal itu hanya akan difokuskan untuk pembelian aset tetap. Sementara itu, alokasi untuk investasi akan cenderung ditunda.Total belanja modal yang disiapkan mencapai Rp1,4 triliun, turun dari proyeksi semula sebanyak Rp 5,5 triliun.
<!--more-->
Sementara itu, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. juga memperkirakan mandegnya sejumlah proyek konstruksi selama 1 bulan—3 bulan bakal menggerus laba 75 persen. Akibatnya, penurunan pendapatan berkisar 25 persen—50 persen sehingga laba bersih diestimasi turun 75 persen.
Guna meminimalisasi dampak pandemi, perseroan mempersiapkan sejumlah strategi khususnya untuk mendukung kondisi keuangan. Salah satunya dengan memastikan target arus kas penerimaan tahun ini. “Perseroan memastikan target kas masuk tahun ini yang berasal dari pembayaran proyek maupun pengembalian piutang dana talangan tanah dapat diperoleh tepat waktu,” tulis manajemen Waskita Karya dalam keterbukaan informasi.
Sebelumnya, Direktur Keuangan Waskita Karya Haris Gunawan menyatakan perseroan akan mengkaji ulang rencana belanja modal dan investasi pada tahun ini. Kemungkinan besar, belanja modal untuk proyek tol akan dikurangi.
“Mungkin hanya akan jadi 80 persen dari target awal [belanja modal], semakin cepat pandemi berlalu semakin cepat kami bekerja, karena proyek Waskita banyak di-drive oleh investasi kita,” ujarnya kepada Bisnis, belum lama ini.
BISNIS