Pelonggaran Lockdown, Harga Minyak AS Tertinggi Sejak Maret
Sabtu, 16 Mei 2020 11:32 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak mentah AS melonjak ke level tertinggi sejak Maret pada akhir perdagangan Jumat 15 Mei 2020 (Sabtu pagi WIB). Meroketnya harga minyak ini terjadi di tengah menguatnya permintaan bahan bakar karena negara-negara di seluruh dunia mulai melonggarkan pembatasan perjalanan (lockdown) akibat penyebaran virus corona.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni naik US$ 1,87 atau 6,8 persen menjadi US$ 29,43 per barel. WTI ini melonjak 9,0 persen di sesi sebelumnya.
Sementara itu, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli naik US$ 1,37 atau 4,4 persen menjadi US$ 32,50 per barel. Brent naik hampir tujuh persen pada sesi perdagangan Kamis lalu.
Selama sepekan, minyak mentah AS (WTI) melonjak 19,7 persen dan minyak mentah Brent naik 5,2 persen setelah diguyur dengan berita-berita bullish. Kedua kontrak meningkat untuk minggu ketiga berturut-turut.
Kontrak bulan kedua untuk minyak mentah AS diperdagangkan dengan diskon ke bulan pertama untuk pertama kali sejak akhir Februari, menyiratkan ketatnya pasar, kata Bob Yawger, direktur berjangka energi di Mizuho di New York.
<!--more-->
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen besar lainnya telah memotong produksi untuk mengurangi kelebihan pasokan, dan sekarang ada juga tanda-tanda peningkatan permintaan. Data menunjukkan penggunaan minyak mentah harian China rebound pada April karena kilang-kilang meningkatkan operasi.
Namun, pasar tetap berhati-hati dengan pandemi virus corona yang masih jauh dari selesai dan klaster-klaster infeksi baru muncul di beberapa negara di mana penguncian telah diperlonggar. "Harga minyak telah naik secara signifikan sejak kemarin berkat penilaian situasi yang lebih baik oleh Badan Energi Internasional (IEA)," kata Commerzbank seperti dikutip Antara, Sabtu 16 Mei 2020.
Di Indonesia, ekonom Faisal Basri menyoroti harga BBM Pertamina yang tak kunjung turun di tengah anjloknya harga minyak mentah dunia. Menurut dia, penurunan harga BBM bisa sedikit melonggarkan tekanan ekonomi masyarakat di tengah wabah Covid-19.
"Boro-boro rakyat dapat, malah rakyat yang menanggung beban dengan memberikan sedekah kepada Pertamina," ujar Faisal dalam sebuah diskusi daring, Rabu, 13 Mei 2020.
Faisal heran melihat pemerintah justru membiarkan Pertamina menjual produk dengan harga yang luar biasa tinggi. Ke depannya, ia melihat masyarakat, khususnya para pengemudi ojek dan taksi, bisa mendapat stimulasi besar apabila harga BBM bisa dipangkas turun. "Jadi sudah lah, kalau tidak bisa bantu rakyat jangan bikin susah rakyat. Berikan lah-hak rakyat yang paling mendasar," tutur Faisal.
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pemerintah masih belum menurunkan harga BBM lantaran berbagai pertimbangan. Salah satunya adalah kondisi harga minyak mentah yang belakangan ini masih berfluktuasi.
Arifin mengatakan masih memantau kondisi anjloknya harga minyak saat ini. Biasanya, harga minyak mentah kerap anjlok setiap ada krisis, namun dalam tiga bulan kondisi bisa kembali normal.
ANTARA | CAESAR AKBAR