Harga Minyak Anjlok, Arcandra Tahar: Harga Gas Belum Tentu Turun

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Rahma Tri

Minggu, 26 April 2020 11:51 WIB

Komisaris Utama PGN Arcandra Tahar memberikan keterangan usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di kantor pusat PT PGN di Jakarta, Selasa, 21 Januari 2020. Ia juga memohon dukungan kepada seluruh direksi dan komisaris agar bisa bekerja sama dengan lebih baik untuk meningkat kinerja PGN. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar memberi penjelasan soal hubungan antara harga minyak mentah dengan harga gas alam. Keduanya, kata Arcandra, belum tentu akan berjalan linier karena penentuan harga gas alam yang berbeda-beda.

“Bagi yang berkontrak dengan harga yang tidak berhubungan dengan harga crude oil, maka harga gas alam tidak terpengaruh (turunnya harga minyak mentah),” kata Arcandra dalam akun instagramnya di Jakarta, Minggu, 26 April 2020.

Sebaliknya, bagi yang berkontrak mengikuti harga minyak mentah dunia, maka harga gas alam akan terpengaruh. Namun, gas alam yang dimaksud Arcandra dalam penjelasannya ini tidak termasuk Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang kini menjadi sumber energi bagi jutaan rumah tangga di Indonesia.

Arcandra menjelaskan, di industri gas alam, ada empat mekanisme dalam menentukan harga di pasar. Ada yang terkait harga minyak mentah, dan ada yang tidak. Pertama untuk harga gas yang dikaitkan dengan harga minyak mentah, misalnya, harga gas per mmbtu adalah 11 persen dari harga minyak mentah.

Kedua, harga gas yang dibuat sama sepanjang tahun dan tidak tergantung fluktuasi harga minyak mentah. Misalnya harga flat US$ 6 per mmbtu. Ketiga, harga yang ditetapkan berdasarkan harga dasar ditambah dengan eskalasi setiap tahunya dan tidak tergantung crude oil. “Misalnya harga gas alam sama dengan US$ 6 per mmbtu ditambah 3 persen eskalasi per tahun,” kata dia.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Keempat, harga ditetapkan berdasarkan harga dasar ditambah dengan fluktuasi harga produk yang dihasilkan dan tidak tergantung crude oil. Misalnya harga gas sama dengan US$ 6 per mmbtu ditambah 1 persen harga ammonia. “Jadi, harga gas alam ditentukan oleh mekanisme pasar dengan siapa penawar terbaik,” kata Arcandra Tahar lagi.

Sebelumnya, pada 21 April 2020, harga minyak mentah berjangka AS sempat anjlok di bawah US$ 0 untuk pertama kalinya dalam sejarah. Jebloknya harga minyak mentah ini terjadi di tengah kelebihan pasokan yang disebabkan oleh virus Corona.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei merosot US$ 55,9 atau lebih dari 305 persen menjadi menetap di minus US$ 37,63 per barel di New York Mercantile Exchange. Sebelumnya harga emas hitam itu menyentuh titik terendah sepanjang masa yakni minus US$ 40,32 per barel.

Sementara itu, patokan global, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni turun US$ 2,51 atau sembilan persen menjadi ditutup pada US$ 25,57 per barel di London ICE Futures Exchange. Penurunan Brent tidak sederas WTI karena lebih banyak tempat penyimpanan tersedia di seluruh dunia.

FAJAR PEBRIANTO | ANTARA

Berita terkait

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

6 hari lalu

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

6 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

6 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

13 hari lalu

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

Kenaikan harga minyak juga disebabkan penguatan dolar AS.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

13 hari lalu

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

Konflik Israel Iran yang diprediksi masih panjang membuat harga minyak dunia melambung.

Baca Selengkapnya

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

14 hari lalu

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

Nilai tukar dolar Singapura terhadap rupiah malah cenderung lebih turun yakni Rp 11.854

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

14 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Proyek Pipa Gas Alam di Kawasan The Nusa Dua ITDC Bali Capai 67 Persen

15 hari lalu

Proyek Pipa Gas Alam di Kawasan The Nusa Dua ITDC Bali Capai 67 Persen

Proyek pipa gas alam ITDC di Bali sudah hampir rampung sejak dibangun mulai 1 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Dunia Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar AS

17 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Dunia Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar AS

Analis menyebut harga minyak alami kenaikan akibat konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Dunia Masih Standar

18 hari lalu

Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Dunia Masih Standar

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan harga emas dan minyak dunia saat ini masih standar.

Baca Selengkapnya