Bahan Baku Siap, Produsen Lokal Genjot Produksi 10 Juta APD

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Selasa, 31 Maret 2020 15:11 WIB

Petugas kesehatan mengambil sampel darah warga saat melakukan rapid test untuk deteksi virus corona di halaman Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, 31 Maret 2020. Rapid test dianggap efektif untuk mengetahui peta wilayah sebaran virus corona yang menginfeksi warga. Sayangnya tes ini masih terbatas di kalangan warga ODP dan PDP yang telah disaring terlebih dahulu karena keterbatasan test kit. TEMPO/Prim Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah memastikan, saat ini telah ada 30 perusahaan yang siap menggenjot pembuatan alat pelindung diri atau APD dengan kapasitas produksi penuh. Puluhan produsen APD ini terdiri dari pabrik yang sudah lama bergerak di bidang pakaian medis ini, ditambah perusahaan eksisting yang mendiversifikasi produknya guna memenuhi kebutuhan tenaga medis dalam negeri di masa darurat corona ini.

Pemerintah pun menjamin kebutuhan bahan baku sudah tersedia untuk mengejar distribusi pada akhir April 2020 sebanyak 5 juta – 10 juta APD.

Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Elis Masitoh mengatakan, keseluruhan perusahaan tersebut tersebar di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Banten. Selain itu ada pula sejumlah perusahaan penyedia bahan baku yang akan mendukung produksi APD dalam negeri.

Elis menyebut, perusahaan seperti PT Multispunindo dan PT Hadtex akan menjadi produsen bahan baku selain mendatangkan dari Cina agar produksi berjalan sesuai harapan.

"Harapanya, APD itu akan diproduksi sebanyak 17,8 juta paket per bulan dan untuk baju medis atau surgical gown sebesar 508.800 paket per bulan. Seiring permintaan yang meningkat perusahaan produsen APD akan terus bertambah," katanya kepada Bisnis, Selasa 31 Maret 2020.

Advertising
Advertising

Dari seluruh produsen APD yang ada, lima perusahaan saat ini sudah dan sedang menggenjot produksinya. Sisanya, sedang dalam persiapan meningkatkan produksi yang ditargetkan beroperasi awal April 2020.

Kemarin, Presiden Joko Widodo mengatakan stok ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis dalam menghadapi virus corona di Indonesia semakin menipis. Padahal, menurutnya, masih cukup banyak APD yang dibutuhkan jika merujuk pada perhitungan yang dikalkulasi pemerintah.

"Perhitungan menunjukan bahwa kita membutuhkan kurang lebih 3 juta APD hingga akhir Mei," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas membahas laporan Gugus Tugas Penanganan Corona yang digelar lewat video conference, Senin, 30 Maret 2020.

Karena itu, Jokowi meminta percepatan pengadaan untuk APD. Selama ini, minimnya APD menjadi salah satu masalah besar yang dikeluhakan tenaga kesehatan di daerah-daerah. Untuk memenuhi kebutuhan ini, ia pun meminta agar APD yang digunakan adalah produk dalam negeri.

Jokowi meyakini perusahaan lokal dapat memenuhi kebutuhan ini. "Ada 28 perusahaan APD dan Gown, 5 perusahaan sudah memproduksi dari awal," kata Jokowi.

BISNIS | EGI ADYATAMA

Berita terkait

Pemerintahan Jokowi Targetkan Indonesia Masuk OECD dalam Tiga Tahun

1 menit lalu

Pemerintahan Jokowi Targetkan Indonesia Masuk OECD dalam Tiga Tahun

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, yang bertugas sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Keanggotaan OECD, tengah merancang memorandum.

Baca Selengkapnya

Jokowi Hapus Pembagian Kelas BPJS Kesehatan, YLKI: Menguntungkan Asuransi Swasta

1 jam lalu

Jokowi Hapus Pembagian Kelas BPJS Kesehatan, YLKI: Menguntungkan Asuransi Swasta

YLKI menilai langkah Presiden Jokowi menghapus pembagian kelas BPJS Kesehatan hanya akan menguntungkan perusahaan asuransi swasta.

Baca Selengkapnya

Indonesia 'Ngotot' Masuk OECD, Apa Untungnya?

1 jam lalu

Indonesia 'Ngotot' Masuk OECD, Apa Untungnya?

Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis untuk membahas roadmap atau peta jalan menjadi anggota OECD.

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Juri Ardiantoro yang Ditunjuk Jokowi Jadi Stafsus Presiden, Selain Grace Natalie

2 jam lalu

Rekam Jejak Juri Ardiantoro yang Ditunjuk Jokowi Jadi Stafsus Presiden, Selain Grace Natalie

Selain Grace Natalie, Jokowi juga menunjuk Juri Ardiantoro sebagai stafsus presiden. Berikut rekam jejak Juri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kumpulkan Menteri Membahas Keanggotaan Indonesia di OECD

3 jam lalu

Jokowi Kumpulkan Menteri Membahas Keanggotaan Indonesia di OECD

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumpulkan sejumlah menteri untuk membahas proses keanggotaan Indonesia di OECD.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Audiensi Pimpinan Pusat GP Ansor di Istana

3 jam lalu

Jokowi Terima Audiensi Pimpinan Pusat GP Ansor di Istana

Presiden Jokowi menerima audiensi pengurus pusat Gerakan Pemuda atau GP Ansor di Istana Negara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Modal Utama Membangun IKN dari Dalam Negeri, Beda Strategi dengan Jokowi?

3 jam lalu

Prabowo Sebut Modal Utama Membangun IKN dari Dalam Negeri, Beda Strategi dengan Jokowi?

Presiden terpilih Prabowo menilai modal utama untuk memindahkan dan membangun IKN harus dari sumber daya yang ada di dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Ini Beda Pelayanan BPJS Kesehatan Versi 3 Kelas dan KRIS

4 jam lalu

Ini Beda Pelayanan BPJS Kesehatan Versi 3 Kelas dan KRIS

Implementasi Kelas Rawat Inap Standar atau KRIS berorientasi pada peningkatan kualitas layanan kelas III pasien BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

5 jam lalu

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

Jusuf Kalla dikenal sebagai pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group, sebelum menjadi politisi, dua kali sebagai wapres.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Besaran Iuran BPJS Kesehatan setelah Diganti KRIS, Profil Grace Natalie hingga Lowongan Kerja di Kominfo

6 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Besaran Iuran BPJS Kesehatan setelah Diganti KRIS, Profil Grace Natalie hingga Lowongan Kerja di Kominfo

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Rabu, 15 Mei 2024 antara lain tentang besaran iuran BPJS Kesehatan setelah diganti sistem KRIS.

Baca Selengkapnya