115 Juta Orang RI Rentan Miskin Lagi, Respons Sri Mulyani?

Jumat, 31 Januari 2020 05:21 WIB

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat perkenalan Menteri Kabinet Indonesia Maju di Veranda Istana Negara, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2019. Sri Mulyani kembali dipercaya Presiden Jokowi sebagai Menkeu dalam Kabinet Indonesia Maju. Ini menjadi kali ketiga dirinya menjabat sebagai Menkeu.TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menanggapi laporan Bank Dunia yang bertajuk Aspiring Indonesia - Expanding the Middle Class. Dalam laporannya, Bank Dunia menyebut 45 persen penduduk Indonesia atau 115 juta orang yang rentan kembali miskin.

Sri Mulyani menjelaskan, selama 15 tahun terakhir, pemerintah terus berupaya memperkuat kelompok yang rentan miskin seperti yang disinggung oleh Bank Dunia. Berbagai cara dilakukan oleh pemerintah.

Sejumlah cara mulai dari komitmen alokasi dana pendidikan 20 persen APBN, hingga penggunaan dana desa untuk keperluan sosial. Untuk dana desa misalnya, Sri Mulyani menahan Rp 15 triliun, dari total Rp 72 triliun, sebagai insentif bagi daerah.

Uang ini diberikan bagi daerah yang bisa menurunkan angka stunting, meningkatkan akses terhadap air bersih, dan aspek sosial lainnya. Sehingga, beberapa daerah bisa mendapat insentif sampai Rp 50 miliar, dan yang lain tidak. "They (daerah) love it," kata Sri Mulyani, di Jakarta, Kamis, 30 Januari 2020.

Lalu yang terbaru, pemerintah juga menyiapkan Rancangan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja. Tujuannya, perizinan berusaha bisa disederhanakan dan banyak lapangan kerja tercipta. "Kami create a job, better quality of job," kata dia.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, dalam laporan Bank Dunia itu disebutkan penduduk Indonesia yang rentan kembali miskin itu belum mencapai tingkat ekonomi yang aman. Kelompok tersebut kemungkinan naik ke status ekonomi yang lebih tinggi sama besarnya dengan kemungkinan turun ke bawah.

Sehingga, Bank Dunia menyebut tindakan untuk membantu mereka yang memiliki aspirasi menjadi kelas menengah masih diperlukan. Meski begitu, laporan Bank Dunia juga mencatat selama 15 tahun terakhir, Indonesia telah membuat kemajuan luar biasa. Khususnya dalam upaya mengurangi tingkat kemiskinan yang sekarang berada di bawah 10 persen.

Selama periode ini, tulis Bank Dunia, Indonesia juga mengalami pertumbuhan kelas menengah dari 7 persen menjadi 20 persen dari total penduduk. 52 juta orang Indonesia saat ini termasuk dalam kelompok tersebut.

Berita terkait

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

1 jam lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

3 jam lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

13 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

2 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya