Genjot Pertumbuhan, Pemerintah Diminta Manfaatkan Bonus Demografi

Rabu, 20 November 2019 14:17 WIB

Suasana aktivitas di area bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis 14 November 2019. Sri Mulyani menilai, pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi secara global akan lebih baik dari tahun ini. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

TEMPO.CO, Jakarta - Founder Indonesia Economic Forum Shoeb Kagda menyatakan bonus demografi yang dimiliki Indonesia wajib dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Terlebih saat ini Indonesia memiliki potensi besar menjadi pemain utama dalam perekonomian dunia dalam beberapa tahun ke depan. Pertumbuhan ekonomi yang terjaga pada level 5 persen di tengah ketidakpastian global menunjukkan resistensi Indonesia yang cukup tinggi.

Untuk meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi, Shoeb memandang pemerintah perlu memiliki inovasi-inovasi baru dalam pengembangan sumber daya manusia. Jumlah tenaga kerja Indonesia yang rata-rata tumbuh tiga juta orang per tahun membuat serapan tenaga kerja yang dibutuhkan harus tidak kalah besar.

Shoeb menilai pemerintah perlu memikirkan ulang sejumlah kebijakan yang terkait dengan low cost labor. Hal semacam ini dinilai tidak akan cukup untuk meningkatkan perekonomian dan menarik masuk investasi.

Lebih jauh Shoeb mengusulkan program pelatihan tenaga kerja dengan mengenalkan kemampuan baru bisa jadi satu cara untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja. Hal ini akan memudahkan industri memenuhi kebutuhan tenaga kerja sekaligus menurunkan angka pengangguran.

Advertising
Advertising

Ke depannya, pemerintah juga perlu beradaptasi dengan cepat untuk menyesuaikan kemampuan tenaga kerja dengan kebutuhan dunia usaha. "Adaptasi yang cepat dari pemerintah akan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan daya tahan apabila kondisi global yang tidak menentu terus berlanjut," kata Shoeb.

Bonus demografi Indonesia merupakan salah satu aset terbesar yang perlu dimanfaatkan. Pasalnya, bila pemerintah kurang sigap dalam menerapkan kebijakan efektif untuk pengembangan SDM, hal ini akan menjadi beban perekonomian negara.

"Kita bisa melihat negara seperti Mesir, Cile, atau Venezuela yang memiliki bonus demografi seperti Indonesia. Tetapi, karena pemerintahnya kurang responsif menyikapi hal ini, perekonomian mereka terhambat dan bahkan mengalami krisis," ucap Shoeb.

BISNIS

Berita terkait

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

13 jam lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

3 hari lalu

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

BTN mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 7,4 persen menjadi Rp 860 miliar pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

4 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

5 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

5 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

5 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

6 hari lalu

Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan Bandara Panua Pohuwato menjadi pintu gerbang untuk mengembangkan perekonomian di Kabupaten Pohuwato dan Provinsi Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

7 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

7 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya