Produksi Migas Turun, SKK Migas: Terimbas Insiden PHE ONWJ

Jumat, 25 Oktober 2019 07:15 WIB

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto saat berkunjung ke Kantor Tempo, Jakarta, 12 Juli 2019. TEMPO/Fardi Bestari

TEMPO.CO, Jakarta - Satuan kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat sepanjang kuartal III tahun realisasi produksi siap jual (lifting) minyak dan gas bumi (migas) mencapai 1,8 juta barel per hari. Angka itu setara dengan 89 persen dari target di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar 2 juta barel setara minyak per hari atau BOEPD.

Secara umum, sebesar 84 persen total lifting hulu migas tahun ini merupakan kontribusi dari sepuluh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) utama dan 16 persen didukung 80 KKKS lainnya.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyatakan lifting yang belum mencapai target itu berdampak pada realisasi penerimaan negara. Per September 2019, penerimaan migas mencapai US$ 10,99 miliar.

“Hal ini (penerimaan negara) juga dipengaruhi ICP (Indonesia Crude Price) yang sebesar US$ 60-an dolar per barel. Ini cukup jauh di bawah target asumsi makro APBN yaitu US$ 70 per barel,” kata Dwi pada konferensi pers capaian kinerja hulu migas kuartal III di kantor SKK Migas, Jakarta, Kamis, 24 Oktober 2019.

Dwi menjelaskan, pada kuartal ketiga tahun ini, rincian lifting migas 1,8 juta barel itu terbagi atas produksi minyak bumi 745 ribu barel dan produksi gas bumi 1,05 juta barel.

Angka tersebut turun bila dibandingkan kuartal sebelumnya. Di kuartal kedua tahun ini, produksi minyak bumi mencapai 752 ribu dan lifting gas bumi mencapai 1,037 juta barel.

Lebih jauh Dwi menyebutkan salah satu penyebab turunnya produksi migas itu adalah kejadian kebocoran minyak Pertamina di proyek YY, Blok Offshore North West Java (ONWJ), sehingga harus ditutup secara permanen.

Namun, jika hulu migas tersebut lekas beroperasi secara normal, Dwi yakin produksi migas tahun ini bakal segera pulih. "Kejadian di ONWJ, lifting di sana jadi tidak terjadi (penambahan produksi migas) karena kejadian itu (kebocoran minyak)," ucapnya.

Dari sisi investasi hulu migas, kata Dwi, hingga bulan September 2019 mencapai US$ 8,4 miliar. Angka itu meningkat 11 persen dibandingkan investasi di kuartal tiga tahun 2018 sebesar US$ 7,6 miliar.

Dwi memprediksi investasi hulu migas ke depan akan terus meningkat mengingat hingga tahun 2027 terdapat 42 proyek utama dengan total investasi US$ 43,3 miliar dan proyeksi pendapatan kotor (gross revenue) sebesar US$ 20 miliar. "Total produksi dari 42 proyek tersebut 1,1 juta barel yang mencakup produksi minyak sebesar 92,1 ribu barel dan gas sebesar 6,1 miliar kaki kubik per hari."

Sedikitnya ada empat proyek di antaranya yang merupakan proyek strategis nasional (PSN) hulu migas yang menjadi prioritas. Proyek-proyek ini yang digadang-gadang untuk meningkatkan produksi migas demi memenuhi konsumsi domestik yang semakin meningkat.

Berita terkait

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

7 hari lalu

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya

Ditegur AS, Ukraina Berkukuh Fasilitas Migas Rusia Sah Jadi Target Serangan

39 hari lalu

Ditegur AS, Ukraina Berkukuh Fasilitas Migas Rusia Sah Jadi Target Serangan

Pejabat Ukraina menyebut serangan terhadap fasilitas energi Rusia sejalan dengan praktik terbaik NATO.

Baca Selengkapnya

FT: AS Desak Ukraina Hentikan Serangan ke Fasilitas Migas Rusia

39 hari lalu

FT: AS Desak Ukraina Hentikan Serangan ke Fasilitas Migas Rusia

Amerika Serikat mendesak Ukraina untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi Rusia.

Baca Selengkapnya

Pertamina EP Sebut Temuan Cadangan Migas di Jabar Masih dalam Evaluasi Teknis, Jadwal Produksinya Tentatif

29 Februari 2024

Pertamina EP Sebut Temuan Cadangan Migas di Jabar Masih dalam Evaluasi Teknis, Jadwal Produksinya Tentatif

Pertamina EP menyebut temuan cadangan migas di Jawa Barat masih dalam evaluasi teknis, sehingga jadwal produksinya masih tentatif.

Baca Selengkapnya

Awal Tahun 2024, Impor RI Melandai 3,13 Persen

15 Februari 2024

Awal Tahun 2024, Impor RI Melandai 3,13 Persen

Peningkatan impor nonmigas didorong oleh peningkatan komoditas mesin peralatan mekanis dan bagiannya dengan andil peningkatan 2,55 persen.

Baca Selengkapnya

BPS: Neraca Perdagangan Januari 2024 Surplus 45 Bulan Berturut-turut, Tembus USD 2,02 Miliar

15 Februari 2024

BPS: Neraca Perdagangan Januari 2024 Surplus 45 Bulan Berturut-turut, Tembus USD 2,02 Miliar

Neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 45 bulan berturut-turut sejak bulan Mei 2020. Nilainya mencapai US$ 2,02 miliar.

Baca Selengkapnya

Pertamina EP Prabumulih akan Lakukan Pengeboran di 22 Titik Sumur

28 Januari 2024

Pertamina EP Prabumulih akan Lakukan Pengeboran di 22 Titik Sumur

PT Pertamina EP (PEP) Zona 4 Prabumulih Field berhasil menyelesaikan pengeboran sumur PMN 12, 13, 14, pada Jumat, 18 Agustus 2023.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Venezuelan Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Sektor Migas

27 Januari 2024

Indonesia-Venezuelan Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Sektor Migas

Kerja sama strategis di sektor minyak dan gas bumi (Migas) antara Indonesia dan Venezuela mencapai tonggak baru.

Baca Selengkapnya

PGN Teken Kerja Sama Pasokan Gas dari Dalam Negeri

26 Januari 2024

PGN Teken Kerja Sama Pasokan Gas dari Dalam Negeri

Subholding Pertamina, PT PGN Tbk, menandatangani nota kesepahaman untuk mendapat pasokan gas alam cair alias LNG dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Sindikat Pengoplos Gas Elpiji di Pulau Bangka Ditangkap, Ratusan Tabung Gas Disita

25 Januari 2024

Sindikat Pengoplos Gas Elpiji di Pulau Bangka Ditangkap, Ratusan Tabung Gas Disita

Jojo menuturkan praktik pengoplosan gas elpiji subsidi dan non subsidi tersebut sudah berjalan lebih dari empat bulan.

Baca Selengkapnya