Darmin Bercerita Yang Paling Membuat Repot Selama Menjadi Menko

Sabtu, 19 Oktober 2019 09:59 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dalam peluncuran Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu, 9 Oktober 2019. Tempo/Hendartyo Hanggi

TEMPO.CO, Jakarta - Darmin Nasution mengatakan persoalan tingginya harga komoditas menjadi tantangan selama dia menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

"Paling menyibukkan dalam koordinasi adalah beberapa komoditas yang paling ruwet, seperti beras, gula, dan daging. Kadang-kadang persoalan bawang putih dan telur," kata Darmin saat menceritakan pengalaman selama menjabat Menko Perekonomian dalam diskusi dengan media di Jakarta, Jumat 18 Oktober 2019.

Darmin mengakui sempat kesulitan dalam menangani persoalan itu karena tidak adanya data mengenai produksi pangan yang memadai atau data soal luas lahan tanam yang tepat. Data ini diperlukan untuk mengambil keputusan secara benar.

"Intinya memang di Pertanian, permasalahannya soal data, kita jarang sepakat. Kalau data tidak disepakati, kesimpulannya lain-lain. Yang satu bilang (stok) kurang, di tempat lain panennya banyak," kata Darmin.

Padahal, kebutuhan data tersebut sangat dibutuhkan, salah satunya untuk pemberian alokasi subsidi pupuk secara tepat sasaran.

"Soal lahan ini dulu sulit disepakati, padahal pengaruhnya pada subsidi pupuk. Kalau luas lahan turun, tiba-tiba (subsidi) bisa dipotong (Menteri Keuangan) Bu Ani (Sri Mulyani)," katanya.

Dengan kondisi tersebut, kata dia, tidak mengherankan apabila kebijakan yang harus diambil tidak populis dan menjadi kritikan bagi masyarakat, yaitu menyiagakan pasokan pangan melalui impor.

"Saya harus mengakui sering pasang badan, begitu kesimpulan impor, habis saya dicaci maki republik ini," ujar Darmin.

Meski demikian, menurut dia, upaya tersebut membuahkan hasil karena stabilitas harga pangan terjaga dalam empat tahun terakhir dan laju inflasi selama periode pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla rata-rata 3,0-3,5 persen.

"Belum pernah republik kita menikmati stabilitas ini dalam lima tahun. Itu jangan anggap remeh. Kita tidak pernah merasakan yang dialami AS dan Eropa. Di sana harga barang tahun ini dan tahun lalu sama. Tidak perlu mengecek setiap bulan karena inflasinya hanya kisaran 1,5 persen. Kita seharusnya menuju ke sana," ujarnya.

Darmin Nasution menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sejak 12 Agustus 2015 menggantikan Sofyan Djalil yang terpilih sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas.

Sebelumnya, pria kelahiran 21 Desember 1948 ini pernah menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia periode 2010-2013, Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan periode 2006-2009, dan berbagai jabatan strategis lainnya.

Berita terkait

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

9 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Permintaan Ekspor Komoditas Durian Tinggi di China

26 hari lalu

Permintaan Ekspor Komoditas Durian Tinggi di China

Ekspor komoditas buah durian masih di bawah nanas dan pisang.

Baca Selengkapnya

Daftar Komoditas Ekspor Indonesia yang Unggul di Berbagai Negara

28 hari lalu

Daftar Komoditas Ekspor Indonesia yang Unggul di Berbagai Negara

Apa saja komoditas ekspor nonmigas Indonesia yang menjadi unggulan?

Baca Selengkapnya

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

35 hari lalu

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

Harga bahan pokok terkini, sebagian besar mengalami kenaikan, seperti beras dan cabai.

Baca Selengkapnya

Kemendag Sebut Harga Beras dan Cabai Turun, Daging Ayam dan Telur Stabil Tinggi

43 hari lalu

Kemendag Sebut Harga Beras dan Cabai Turun, Daging Ayam dan Telur Stabil Tinggi

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Isy Karim menyatakan bahwa harga cabai dan beras sudah mulai turun. Sedangkan harga daging ayam dan telur masih stabil tinggi.

Baca Selengkapnya

BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal

45 hari lalu

BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal

Bank Indonesia (BI) menilai surplus neraca perdagangan yang berlanjut pada Februari 2024 menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menyoroti Harga Beras dan Komoditas Pangan Lainnya di Bulan Ramadan

47 hari lalu

Menyoroti Harga Beras dan Komoditas Pangan Lainnya di Bulan Ramadan

Puncak panen raya diprediksi pada Maret - April tapi itu tak membuat harga beras turun banyak jelang bulan suci Ramadan.

Baca Selengkapnya

Daftar Harga Kebutuhan Pokok Meroket Menjelang Ramadan: Beras, Cabai Hingga Minyak

19 Februari 2024

Daftar Harga Kebutuhan Pokok Meroket Menjelang Ramadan: Beras, Cabai Hingga Minyak

Rincian harga kebutuhan pokok yang naik, mulai dari cabai, beras hingga minyak goreng

Baca Selengkapnya

Terkini: Usai Pilpres Harga Pangan Kompak Naik, Jokowi Kembali Bagi Bansos di Tengah Kelangkaan Beras

16 Februari 2024

Terkini: Usai Pilpres Harga Pangan Kompak Naik, Jokowi Kembali Bagi Bansos di Tengah Kelangkaan Beras

Harga komoditas bahan pangan semua mengalami kenaikan dua hari setelah pemilihan umum (Pemilu).

Baca Selengkapnya

Nilai Ekspor Batu Bara RI Lesu, Turun US$ 590,1 Juta: Terbesar ke Cina dan India

16 Februari 2024

Nilai Ekspor Batu Bara RI Lesu, Turun US$ 590,1 Juta: Terbesar ke Cina dan India

Sepanjang Januari 2024, nilai ekspor batu bara tercatat US$ 2,41 miliar, turun dari bulan sebelumnya US$ 3 miliar.

Baca Selengkapnya