Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Cermati Dampak untuk RI

Editor

Rahma Tri

Selasa, 17 September 2019 14:21 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keteragan seusai rapat paripurna RUU tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN (P2APBN) tahun anggaran 2018 di kompleks DPR, Senayan, Selasa, 20 Agustus 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencermati dampak kenaikan harga minyak mentah dunia ke dalam negeri. Hal itu merespons harga minyak yang naik pascaserangan terhadap fasilitas minyak mentah Aramco di Arab Saudi.

"Yang harus kita perhatikan mungkin lebih kepada dampak jangka menengah panjang, yaitu dinamika stabilitas keamanan dan politik di Timur Tengah. Karena biasanya yang selama ini terjadi, ketegangan-ketegangan dan perang itu kan di luar Saudi Arabia, yang merupakan pusat besarnya. Kalau sekarang sudah ada di dalam," kata Sri Mulyani di Gedung Dhanalapa, Jakarta, Selasa, 17 September 2019.

Menurut Sri Mulyani, jika dilihat dari asumsi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN, harga minyak mentah lebih rendah. Karena itu, dia menilai koreksi yang sifatnya jangka pendek, mungkin masih bisa tercakup dalam rancangan awal itu.

"Jadi sekarang kita mungkin lebih harus memperhatikan dinamika jangka menengahnya, karena ini mempengaruhi apa yang disebut konstelasi politik dan keamanan di Timur Tengah. Kita belum tahu nanti akan seperti apa, karena ini akan merupaka sesuatu yang akan kita lihat reaksinya dari Saudi, dari Amerika Serikat, Iran, dan segala macem yang merupakan suatu kombinasi," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani menilai hal itu tidak hanya akan memberikan sentimen, tapi betul-betul konstelasi politik dan keamanan.

Pascaserangan terhadap fasilitas minyak mentah Arab Saudi, Saudi Aramco, harga minyak terpantau melonjak hampir 15 persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB, 17 September 2019). Kenaikan harga minyak ini mencatat lompatan terbesar selama dari 30 tahun terakhir, di tengah rekor volume perdagangan.

Serangan terhadap Saudi Aramco diperkirakan memotong separuh produksi kerajaan dan memicu kekhawatiran akan pembalasan di Timur Tengah.

Harga inyak mentah Brent, patokan internasional, dilaporkan ditutup pada US$ 69,02 per barel, melonjak US$ 8,80 atau 14,6 persen, kenaikan persentase satu hari terbesar sejak setidaknya 1988. Brent berjangka melihat lebih dari dua juta kontrak diperdagangkan, rekor volume harian sepanjang masa, kata juru bicara wanita Intercontinental Exchange, Rebecca Mitchell.

Sementara itu, patokan AS, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) berakhir pada US$ 62,90 per barel, melompat US$ 8,05 atau 14,7 persen -- kenaikan persentase satu hari terbesar sejak Desember 2008.

Serangan drone terhadap dua fasilitas kilang milik Saudi Aramco di Abqaiq, Arab Saudi, terjadi pada Sabtu pekan lalu waktu setempat. Serangan itu meningkatkan ketidakpastian di pasar yang relatif tenang dalam beberapa bulan terakhir. Serangan tersebut memicu kekhawatiran berkurangnya pasokan minyak mentah dari Arab Saudi, yang secara tradisional menjadi pemasok terakhir di dunia.

Arab Saudi adalah eksportir minyak terbesar di dunia dengan kapasitas cadangan yang relatif besar. Arab Saudi telah menjadi pemasok minyak terakhir selama beberapa dekade.

Serangan akhir pekan terhadap fasilitas pemrosesan minyak mentah milik produsen Saudi Aramco di Abqaiq dan Khura memangkas produksi sebesar 5,7 juta barel per hari dan menimbulkan pertanyaan mengenai kemampuannya untuk mempertahankan ekspor minyak. Perusahaan belum memberikan garis waktu khusus untuk dimulainya kembali hasil penuh.

Indeks volatilitas pasar minyak mencapai level tertinggi sejak Desember tahun lalu. Aktivitas perdagangan menunjukkan investor memperkirakan harga minyak bakal lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang.

HENDARTYO HANGGI | ANTARA

Berita terkait

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

3 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

4 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

4 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

2 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

3 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

4 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

4 hari lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya