Capital Inflow Tembus Rp 154 T, BI: Rupiah Terus Membaik
Reporter
Dias Prasongko
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 28 Juni 2019 16:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan nilai tukar rupiah terus mengalami perkembangan yang cukup baik sampai saat ini. Kondisi tersebut, salah satunya karena sampai pada 27 Juni 2019, capital inflow tembus mencapai Rp 154 triliun.
Baca: BI yakin Hasil Putusan MK Tidak Pengaruhi Rupiah
"Kami masih melihat positif perkembangan domestik lewat arah inflow dan ini yang mendorong rupiah terus membaik. Paling tidak sampai year to date, pada 27 Juni itu jumlahnya sekitar Rp 154 triliun secara net," kata Dody kepada awak media usai mengikuti salat Jumat di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat 28 Juni 2019.
Menurut Dody, inflow tersebut dibawa lewat instrumen pasar saham dan juga Surat Berharga Negara (SBN). Dari total Rp 154 triliun, sebanyak sekitar Rp 90 triliun masuk lewat instrumen SBN dan Rp 60 triliun masuk ke saham.
Kondisi tersebut, kata Dody, menunjukkan bahwa masih banyak investor masih cukup percaya diri terhadap pasar saham dan ekuitas di Indonesia. Hal ini, biasanya juga berkaitan dengan kondisi ekonomi domestik yang dianggap cukup baik dan stabil.
"Jadi itu yang kami lihat masih besarnya inflow dari sisi saham. Karena tentunya investor akan memperhatikan earning daripada korporasi," kata Dody.
Kemudian dari sisi SBN, investor juga melihat masih cukup menarik. Sebab, investor melihat bahwa diferensial retur yang diperoleh cukup menarik karena yield diferensial yang cukup tinggi dibandingkan negara emerging market.
Dody juga menuturkan perkembangan nilai tukar rupiah juga masih bakal dipengaruhi oleh nasih keputusan dan negosiasi perang dagang. Rencananya, negosiasi dagang antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Cina Xi Jinping akan digelar disela-sela pertemuan KTT G-20 di Osaka, Jepang.
Baca: Rupiah Loyo Seiring Menipisnya Harapan Suku Bunga The Fed Turun
Lebih lanjut, kata Dody, dalam perkembangan terakhir pertemuan itu sudah memberikan sinyal positif, sebab akan ada deal yang mengarah ke penyelesaian. Kendati demikian, BI juga masih melihat kondisi global terkait pertumbuhan ekonomi dunia.
Simak berita terkait rupiah lainnya di Tempo.co.