Lion Air Bantah Isu Menanggung Utang Rp 614 Triliun
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rahma Tri
Jumat, 14 Juni 2019 07:37 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Manajemen perusahaan Lion Air Group membantah kabar yang menyebut maskapai itu tengah menanggung utang sebesar Rp 614 triliun hingga semester I 2019. Kabar utang itu santer beredar setelah Lion Air memesan 800 unit pesawat dari beberapa pabrikan maskapai di seluruh dunia.
Baca juga: Jokowi Undang Maskapai Asing, Budi Karya Soroti Asas Cabotage
“Informasi utang atau berpotensi utang, serta akan menjadi beban pihak lain adalah tidak benar,” ujar Corporate Communications Strategic Lion AIr Group, Danang M. Prihantoro dalam keterangannya pada Kamis, 13 Juni 2019.
Meski demikian, Danang membenarkan perusahaan telah memesan 800 unit pesawat. Padahal, ia memastikan pengadaan unit maskapai tidak dilakukan dengan cara meminjam dana. "Pembayaran untuk seluruh armada pesawat itu dilakukan melalui berbagai macam skema," katanya.
Selain itu, pengadaan unit pesawat tidak dijamin atau menjaminkan pihak mana pun. Menurut dia, seluruh pemesanan armada telah melalui proses perumusan internal yang panjang. Karena itu, kegiatan ini bakal menjadi tanggung jawab perusahaan.
Bentuk tanggung jawab perseroan adalah menjaminkan aset usahanya sendiri, termasuk pesawat yang dibeli. “Namun, apabila pesawat tersebut disewa, tidak diperlukan adanya jaminan,” ucap Danang.
Danang mengimbuhkan, 340 unit dari 800 pesawat pesanan Lion Air Group telah beroperasi. Namun, tak semuanya diterbangkan di Indonesia. Sebagian pesawat mengangkasa di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN dan bagian Asia lainnya.
Di tengah kondisi keuangan global yang melemah, perusahaan maskapai Lion Air Group memastikan perusahannya berada di level hijau. Bahkan, saat ini perseroan terus melakukan pengembangan bidang usaha dan rute.
Baca: Jokowi Ingin Open Sky, Ini Tiga Syarat dari Menhub Budi Karya
Sebelum dihantam isu utang Rp 614 triliun, Lion Air sempat diberitakan meminta penangguhan pembayaran biaya jasa kepada Angkasa Pura I. Namun, masalah itu dianggap kelar karena Lion Air telah melunasinya.