Saat Sri Mulyani Jawab Tudingan Gerindra Soal Hoaks Perang Dagang

Rabu, 12 Juni 2019 09:49 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers mengenai Pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) 2019 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 24 Mei 2019. Menteri Keuangan menyatakan telah mencairkan THR sebesar Rp19 triliun atau 19 persen dari proyeksi kebutuhan dana untuk membayar THR bagi PNS. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menjawab tudingan politikus Partai Gerindra, Bambang Haryo, yang menyebutnya menyebar hoaks. Bambang menyebut Sri Mulyani mengungkapkan kabar bohong karena menyatakan pelemahan ekonomi terjadi lantaran imbas dari perang dagang Amerika Serikat dan Cina.

Baca juga: Gerindra Tuding Pernyataan Sri Mulyani dan Darmin Nasution Hoaks

Mula-mula Sri Mulyani menjelaskan, bukan hanya Indonesia yang mengalami pelemahan pertumbuhan ekonomi. Namun keadaan ini juga dirasakan sejumlah negara. Pelemahan pertumbuhan ekonomi secara global tersebut telah dibahas dalam pertemuan G20 bersama negara-negara anggota yang digelar di Jepang baru-baru ini.

"Perekonomian global masih dipenuhi tantangan dan ketidakpastian akibat eskalasi perang dagang, persaingan geopolitik, dan fluktuasi harga komoditas," ujar Sri Mulyani di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 11 Juni 2019.

Menurut Sri Mulyani, sentimen global telah menyebabkan penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia, pelemahan investasi, dan perdagangan global. Adapun karena sengketa dagang, pertumbuhan ekonomi dunia dipangkas 0,3 persen menjadi hanya 2,6 persen menurut Bank Dunia; 3,3 persen menurut IMF; dan 3,2 persen menurut OECD.

Kondisi ini turut mempengaruhi perdagangan negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia, kata dia, ekspor pada kuartal pertama 2019 mengalami kontraksi. Kontraksi ini sebetulnya juga sudah dirasakan pada 2014 hingga 2017. Namun pada kuartal keempat IV mulai bergerak positif.

"Tetapi tiba-tiba pada 2018 Presiden (Amerika Serikat Donald) Trump membuat seluruh dunia merevisi proyeksi perekonomian," ujarnya. Karena itu, saat ini Indonesia dihadapkan dengan tantangan untuk kembali meningkatkan ekspor.

Dalam rapat paripurna tentang tanggapan pemerintah terhadap pandangan fraksi-fraksi atas kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal RAPBN 2020, Bambang Haryo berkukuh perang dagang seharusnya bukan menjadi alasan perlambatan ekonomi Indonesia. Ia menilai, di tengah sentimen dagang, negara-negara lain masih dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menggenjot industri.

Bambang mencontohkan perkembangan industri Vietnam pada kuartal I/2019 yang menguat hingga 86 persen. Sebab, di tengah sentimen dagang, banyak industri manufaktur Cina yang berpindah ke negara itu. Industri manufaktur juga beralih ke Kamboja, bahkan Malaysia. “Seharusnya Indonesia juga bisa memperoleh kesempatan dan dimanfaatkan betul,” ujarnya.

Baca juga berita Sri Mulyani lainnya di Tempo.co

Berita terkait

MK Gelar Sidang Sengketa Pileg Mulai Pekan Depan, KPU Siapkan Ini

16 jam lalu

MK Gelar Sidang Sengketa Pileg Mulai Pekan Depan, KPU Siapkan Ini

Terdapat 16 partai politik yang mendaftarkan diri dalam sengketa Pileg 2024.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

23 jam lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

23 jam lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

1 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

1 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

1 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

1 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

1 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Asal Usul Munculnya Kabar Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

1 hari lalu

Asal Usul Munculnya Kabar Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Gerindra menepis kabar kerenggangan hubungan antara Jokowi dan Prabowo Subianto. Lantas, darimana munculnya kabar tersebut?

Baca Selengkapnya