Ekonomi Digital Makin Berkembang, BI Tawarkan 5 Visi Sistem Pembayaran 2025

Senin, 27 Mei 2019 12:26 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam jumpa pers di Gedung Pusat Bank Indonesia, Jakarta, Jumat, 25 Januari 2019. Tempo/Fajar Pebrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Pery Warjiyo menyampaikan lima visi dari BI untuk pengembangan Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) 2025. Kelima visi ini bertujuan untuk memastikan arus digitalisasi berkembang dalam ekosistem ekonomi dan keuangan digital yang kondusif.

Baca juga: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di Posisi 6 Persen

Perry mengatakan, kelima visi ini bertujuan untuk memastikan agar inovasi dan perkembangan dalam ekonomi digital bisa memberikan keuntungan bagi perekonomian nasional. "Kami harus seimbangkan, antara inovasi dan stabilitas," kata Perry dalam Seminar Internasional “Digital Transformation for Indonesian Economy” di Gedung BI, Jakarta Pusat, Senin, 27 Mei 2019.

Selain itu, kelima visi ini merupakan respons BI atas perkembangan digitalisasi yang mengubah lanskap risiko bisnis secara signifikan. Di antaranya yaitu meningkatnya ancaman siber, persaingan monopolistik, dan shadow banking yang dapat mengurangi efektivitas pengendalian moneter, stabilitas sistem keuangan dan kelancaran sistem pembayaran.

Adapun kelima visi ini yaitu pertama, mendukung integrasi antara sistem pembayaran dengan ekonomi digital. Melalui visi ini, kata dia, BI ingin menjamin fungsi bank sentral dalam proses peredaran uang, kebijakan moneter, dan stabilitas sistem keuangan, serta mendukung inklusi keuangan.

Kedua yaitu memastikan perbankan-perbankan tradisional bisa mengadopsi dan mempercepat proses transformasi digital di bisnis mereka.
Caranya yaitu melalui open-banking maupun pemanfaatan teknologi digital dan data dalam bisnis keuangan. "Inilah masa depan perbankan Indonesia," ujarnya.

Ketiga yaitu mendorong dan menjamin interlink antara perusahaan financial technology atau fintech dengan perbankan untuk menghindari resiko shadow banking. Salah satu caranya yaitu dengan menerapan layanan Application Programming Interface atau API, hingga kerjasama bisnis di antara keduanya.

Keempat yaitu menjamin keseimbangan antara inovasi dengan perlindungan konsumen. Beberapa upaya yaitu melalui penerapan Know Your Customer (KYC) dan Anti-Money Laundering/Combating the Financing of Terrorism (AML/CFT). Lalu kewajiban keterbukaan untuk data dan informasi pada publik. Selain itu, BI menyiapkan aturan Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang harus dipenuhi oleh perbankan maupun fintech, di tengah proses digitalisasi ekonomi ini.

Lalu kelima yaitu menjamin kepentingan nasional dalam ekonomi-keuangan digital antar negara. Caranya yaitu melalui kewajiban pemrosesan semua transaksi domestik di dalam negeri dan kerjasama penyelenggara asing dengan domestik, dengan memperhatikan prinsip resiprokalitas. "Kami dalam proses reformasi regulasi untuk mewujudkan manfaat bagi masyarakat Indonesia," kata Gubernur BI tersebut.

Berita terkait

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

11 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

4 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

4 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

5 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

5 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

5 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

5 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?

Baca Selengkapnya

Rapat Dewan Gubernur BI Akan Turut Evaluasi Perkembangan Ekonomi Global

8 hari lalu

Rapat Dewan Gubernur BI Akan Turut Evaluasi Perkembangan Ekonomi Global

Asisten Gubernur BI Erwin Haryono mengatakan dalam Rapat Dewan Gubernur Bulanan di antaranya akan membahas perkembangan ekonomi global.

Baca Selengkapnya