Sejumlah bus Damri jurusan Bandara Soekarno Hatta mangkal di depan pintu keluar Terminal Rawamangun, Jakarta, 28 Mei 2015. Diduga terdapat salah desain di bangunan Terminal Rawamangun sehingga bus berukuran besar tidak bisa masuk. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perusahaan Umum Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia atau Perum Damri Setia N. Milatia Moemin mengatakan penjualan tiket untuk rute bandara menurun tajam sejak akhir tahun ditengarai akibat harga tiket pesawat mahal.
"Sejak harga tiket pesawat naik, kami mengalami penurunan sales atau penjualan ke bandara 30 sampai 40 persen," ujar Setia di Restoran Munik, Matraman, Jakarta Pusat, Kamis petang, 23 Mei 2019.
Akibat melorotnya jumlah penumpang, perusahaan lantas mengalihkan beberapa armada Damri rute bandara ke rute-rute lainnya. Di antaranya ke relasi angkutan antar-kota dalam provinsi (AKDP) dan angkutan antar-kota antar-provinsi (AKAP).
Pengalihan dilakukan lantaran pada periode yang sama, dua trayek Damri ini mengalami tren peningkatan jumlah penumpang. Sakti memperkirakan jumlah penumpang untuk trayek AKDP dan AKAP mengalami peningkatan 10 persen ketimbang sebelumnya.
Tren melonjaknya jumlah penumpang terjadi sebagai akibat naiknya harga tiket pesawat, sehingga minat masyarakat terhadap transportasi jalur udara berkurang. "Jadi, kerugian karena penurunan penumpang untuk rute bandara itu bisa tertutup dari pengalihan armada ke segmen lainnya," ujar Setia.
Adapun penurunan jumlah penumpang relasi bandara ini hanya terjadi hingga awal Mei 2019. menjelang musim mudik Lebaran, jumlah penumpang angkutan Damri bandara diklaim mulai bergerak naik kembali. Damri mencatat, jumlah armada yang beroperasi ke bandara pun kembali normal menjadi 390 unit.