Triwulan I 2019, Utang Luar Negeri Tembus USD 387,6 Miliar

Jumat, 17 Mei 2019 15:40 WIB

ilustrasi uang

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan I 2019 tembus US$ 387,6 miliar. ULN Indonesia tersebut tumbuh 7,9 persen year on year lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya.

BACA: Utang Pemerintah per April 2019 Turun Rp 38,86 T

"ULN sebesar US$ 387,6 miliar ini terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar 190,5 miliar dolar AS, serta utang swasta termasuk Badan Usaha Milik Negara atau BUMN sebesar US$ 197,1 miliar dolar," seperti dikutip dalam keterangan tertulis yang terbitkan BI, yang diunggah dalam website resmi, Jumat 17 Mei 2019.

Dalam keterangannya, BI menjelaskan bahwa utang luar negeri yang meningkat karena adanya transaksi penarikan neto ULN. Selain itu, utang yang meningkat juga karena dipengaruhi oleh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

BACA: Indonesia Terbitkan Surat Utang Samurai Bonds, Terbesar di Asia

Advertising
Advertising

Kondisi itu, kemudian membuat utang dalam rupiah tercatat lebih tinggi dalam denominasi dolar AS. Peningkatan pertumbuhan ULN, terutama juga bersumber dari ULN sektor swasta, di tengah relatif stabilnya pertumbuhan ULN pemerintah.

Menurut catatan BI, utang luar negeri swasta pada akhir triwulan I 2019 tumbuh 12,8 persen secara tahunan menjadi US$ 200 miliar. Angka ini meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 11,3 persen secara tahunan.

Sedangkan, hingga akhir triwulan I 2019, ULN pemerintah tercatat US$ 187,7 miliar. Jumlah ini tercatat tumbuh 3,6 persen secara tahunan, relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 3,3 persen year on year.

Kendati demikian, menurut BI kondisi utang tersebut masih terkendali dalam struktur yang aman. Jumlah utang tersebut mencapai 36,9 persen terhadap Produk Domestik Bruto atau PDB pada akhir triwulan I 2019. Kemudian, struktur utang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,1 persen dari total ULN.

"Dengan perkembangan tersebut, meskipun ULN Indonesia mengalami peningkatan, namun masih terkendali dengan struktur yang tetap sehat. BI dan pemerintah terus berkoordinasi untuk memantau kondisi utang sekaligus meminimalisir risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian," seperti dikutip dalam siaran pers yang sama.

Berita terkait

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

6 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

7 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

7 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

7 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

8 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

9 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

9 hari lalu

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

PT PundiKas Indonesia, layanan pinjaman dana online atau pinjol, membantah institusinya telah menjebak nasabah dengan mentransfer tanpa persetujuan.

Baca Selengkapnya

Seorang Istri jadi Korban KDRT Suaminya Karena Tak Berikan Data KTP Untuk Pinjol

11 hari lalu

Seorang Istri jadi Korban KDRT Suaminya Karena Tak Berikan Data KTP Untuk Pinjol

Seorang menjadi korban KDRT karena tidak memberikan data KTP untuk pinjaman online.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

12 hari lalu

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

Erick Thohir mengatakan BUMN perlu mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

13 hari lalu

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

Erick Thohir mengarahkan agar BUMN membeli dolar secara optimal dan sesuai kebutuhan di tengah memanasnya geopolitik dan penguatan dolar.

Baca Selengkapnya