Sri Mulyani Sebut Ada 5,4 Juta Peserta Ganda BPJS Kesehatan

Jumat, 7 Desember 2018 10:37 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menghadiri World Economic Forum on ASEAN di Convention Center, Hanoi, Vietnam, Rabu, 12 September 2018. REUTERS/Kham

TEMPO.CO, Bali - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap hasil audit awal Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP terhadap Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Hasilnya, ditemukan indikasi data kepesertaan ganda sebanyak 5,4 juta jiwa dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang sama. "Ini akan jadi perbaikan nantinya ke depan," katanya dalam diskusi di Nusa Dua, Bali, Kamis, 6 Desember 2018.

Baca: Sri Mulyani Soroti Realisasi Serapan Anggaran Kementan dan Kemenhan

Selain masalah kepersertaan ganda, Sri Mulyani juga menyebutkan temuan peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dari pemerintah yang tidak terdapat dalam basis data terpadu (BDT). Tapi di sisi lain, banyak pula masyarakat miskin yang namanya sudah ada dalam BDT, namun belum menjadi peserta PBI.

Sampai 1 Desember 2018, jumlah peserta program Jaminan Kesehatan Nasional di BPJS Kesehatan telah mencapai sebanyak 207.834.315. Jumlah ini mencapai 79,3 persen dari total penduduk Indonesia yang sekitar 261 juta jiwa.

Capaian hingga Desember ini juga melonjak 6,2 juta jiwa hanya dalam waktu tiga bulan saja. Sebab pada 1 September 2018, jumlah keseluruhan peserta BPJS Kesehatan baru sekitar 201.660.548 jiwa atau sekitar 77 persen dari total penduduk Indonesia. Namun, peningkatan ini di satu sisi membuat pendapatan BPJS meningkat, tapi di sisi lain membuat resiko pengeluaran juga meningkat.

Advertising
Advertising

Oleh karena itu hingga Oktober 2018, BPJS Kesehatan masih mencatatkan defisit anggaran sebesar Rp 7,95 triliun, meski jumlah peserta terus bertambah. Walau begitu, salah satu penyebab utama defisit yang disampaikan BPJS sebenarnya adalah peserta pekerja bukan penerima upah yang mengumpulkan iuran kurang dari beban yang diterima.

Baca: Sri Mulyani Sebut Ekspor Tahun Depan Bakal Banyak Tantangan

Untuk mengatasi defisit ini, Sri Mulyani telah menyetujui suntikan dana sebesar Rp 5,2 triliun untuk menutupinya. Suntikan dana ini beriringan dengan tiga syarat kebijakan yaitu mengeluarkan peserta PBI yang tidak masuk dalam BDT, melakukan pembersihan data kepesertaan ganda dan mendaftarkan masyarakat yang ada dalam BDT namun belum menjadi peserta PBI.

Berita terkait

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

3 jam lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

6 jam lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

15 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

2 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya